Media Berkemajuan

21 Desember 2024, 23:54

Harga Sembako di Kalsel Capai Titik Tertinggi, Ternyata Ini Penyebabnya!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Pasar murah oleh Rumah SembakoMU. [Foto: mu4.co.id]

Banjarmasin, mu4.co.id – Beberapa minggu terakhir, harga sembako di Kalimantan Selatan mengalami kenaikan.

Kenaikan ini mencapai titik tertinggi selama lima tahun terakhir hingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat dan penjual. Kenaikan harga ini disebabkan oleh gangguan distribusi akibat cuaca ekstrem dan peningkatan biaya produksi.

Cuaca ekstrem di Kalimantan Selatan merusak infrastruktur transportasi hingga memperlambat distribusi barang. Jalanan utama menuju pusat produksi dan distribusi mengalami kerusakan parah sehingga menyebabkan keterlambatan pengiriman barang.

Banjir yang sering terjadi juga merusak lahan pertanian dan mengurangi pasokan bahan makanan. Seorang pedagang di pasar tradisional, Sari dari Pasar Antasari, mengeluhkan kesulitan mendapatkan stok barang. Dia mencatat kenaikan harga beras, minyak goreng, dan gula pasir yang yang mengalami kenaikan signifikan.

Baca Juga: Perhatian! Pasca Lebaran Harga Cabai Merah di Kalsel Naik, No 2 Paling Mahal Se-Indonesia

“Beras yang biasanya Rp10.000 per kilogram sekarang sudah mencapai Rp14.000. Minyak goreng juga naik dari Rp15.000 menjadi Rp20.000 per liter,” ucap Sari, dikutip dari Oke Tanah Bumbu, Kamis (4/7).

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Perdagangan, telah melakukan operasi pasar murah di lokasi strategis untuk menstabilkan harga sembako. Ahmad Fathoni, Kepala Dinas Perdagangan, menjelaskan bahwa langkah ini bertujuan membantu masyarakat memperoleh sembako dengan harga lebih terjangkau.

“Kami berusaha sebaik mungkin untuk mengatasi masalah ini, termasuk bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memperbaiki distribusi,” ucap Fathoni.

Namun, meskipun upaya pemerintah dilakukan, masalah belum sepenuhnya terselesaikan. Masyarakat masih merasakan dampak dari kenaikan harga yang signifikan. Nurhayati, seorang ibu rumah tangga, menyatakan bahwa dia terpaksa mengurangi pengeluaran untuk belanja sembako guna menghemat biaya.

Baca Juga: Gelar Rakerwil, MEBP PWM Kalsel Luncurkan Unit Bisnis “Rumah Sembakomu”

“Kami harus pintar-pintar mengatur anggaran sekarang. Banyak barang yang tidak bisa dibeli seperti biasanya,” ungkap Nurhayati.

Kenaikan harga sembako tidak hanya berdampak pada masyarakat umum, tetapi juga mengganggu sektor Usaha Kecil Menengah (UKM). Banyak pelaku UKM terpaksa menaikkan harga produk mereka atau mengurangi produksi karena biaya bahan baku yang tinggi. Ini mengancam daya saing dan pendapatan mereka.

Pemerintah diminta untuk memberikan subsidi atau bantuan kepada pelaku usaha kecil untuk meringankan beban mereka. Kenaikan harga sembako di Kalimantan Selatan menjadi tantangan pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Dibutuhkan langkah-langkah strategis dan koordinasi yang baik antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk mengatasi masalah ini dan memastikan sembako tersedia dengan harga yang terjangkau.

(Oke Tanah Bumbu)

[post-views]
Selaras