Media Berkemajuan

12 Desember 2024, 16:30

Haedar Nashir: Ustaz Adi Hidayat Layak Memperoleh Gelar Doktor Honoris Causa

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Haedar Nashir memberi sambutan saat pemberian gelar kehormatan kepada ustaz Adi Hidayat, Selasa [30/5] [Foto: muhammadiyah.or.id]

Jakarta, mu4.co.id – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan tahniah atas dianugerahkannya gelar kehormatan akademik, Doktor Honoris Causa (HC) kepada ulama muda, Ustaz Adi Hidayat (UAH).

UAH meraih Dr. HC bidang Manajemen Pendidikan Islam Program Studi S3 Manajemen Pendidikan Islam, Sekolah Pascasarjana UMJ. Penganugerahan diberikan, lantaran UAH dianggap berjasa dan atau berkarya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan umat manusia dalam bidang Manajemen Pendidikan Islam.

Dalam sambutan rapat senat terbuka di aula Gedung Cendikia Kampus UMJ, Selasa (30/5), Haedar menyatakan kesepakatan terhadap tim promotor terkait kelayakan dan kepatutan UAH untuk memperoleh gelar HC.

“Jika tadi promotor dalam berbagai konsiderannya ada mengeluarkan kata-kata luar biasa dalam beberapa persyaratan, saya yakin, penerima Dr. HC yang ada di samping ini (UAH) memang sosok kader Muhammadiyah yang luar biasa dalam berbagai aspek,” ujarnya.

Baca juga: Ustaz Adi Hidayat Raih Gelar Doktor Honoris Causa dari UMJ

Dengan gelar ini, UAH sebagai Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah diharapkan dapat meningkatkan pengkhidmatannya dalam mentrasformasikan pendidikan Islam yang berkemajuan dan terintegrasi dengan basis Alquran dan Sunnah.

“Ada tantangan yang tidak sederhana bagi kita, lembaga-lembaga pendidikan Islam dan lembaga dakwah Islam di Indonesia, yakni bagaimana mengimplementasikan gagasan UAH secara aplikatif,” kata Haedar.

“Tantangannya adalah pertama kita ada di realitas budaya dan ekosistem yang sering berbenturan dengan nilai-nilai Islam sebagaimana kita normatifkan dan idealisasikan. Bahkan kita berhadapan dengan pola perilaku yang membudaya seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dusta personal maupun kolektif dan sistem, yang itu juga dilakukan oleh mereka yang beragama Islam,” kritik Haedar.

“Ini artinya bahwa ada kesenjangan transformasi antara value, qimmah, nilai-nilai utama tadi dengan realitas kehidupan yang selalu penuh dengan pesona. Saya yakin inilah tugas para pendidik dan lembaga-lembaga pendidikan Islam dan saya yakin UAH semakin diperlukan pemikiran dan pengkhidmatannya untuk kita baik di Muhammadiyah maupun lembaga Islam pada umumnya,” imbuh Haedar.

Baca juga: Ustaz Adi Hidayat Masuk Jajaran Pimpinan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah

Atas beragam kesuksesan UAH dalam pengkhidmatan pendidikan Islam, Haedar optimis pendidikan Islam transformatif yang holistik, modern dan berkemajuan dapat kian ditingkatkan sebagai ekosistem pemikiran alternatif dan unggul.

“Ini anugerah yang patut disyukuri dan kami percaya setelah UAH dapat penghargaan akan makin tinggi ilmunya, makin tawadhu, serkaligus pengkhidmatannya yang luar biasa untuk Persyarikatan, umat, bangsa dan kemanusiaan global,” pungkas Haedar.

Untuk diketahui, UAH dianugerahi gelar Doktor (HC) untuk bidang Manajemen Pendidikan Islam Program Studi S3 Manajemen Pendidikan Islam, Sekolah Pascasarjana UMJ. Penganugerahan diberikan, lantaran UAH dianggap berjasa dan atau berkarya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan umat manusia dalam bidang Manajemen Pendidikan Islam. (muhammadiyah.or.id)

[post-views]
Selaras