Media Berkemajuan

10 Mei 2025, 08:22
Search

Gencatan Senjata di Palestina Terancam Batal Karena Hal Ini!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Menteri Israel
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir. [Foto: CNBC]

Gaza, mu4.co.id – Gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang diumumkan Qatar di Gaza terancam batal karena konflik internal di Israel dengan ancaman pengunduran diri sejumlah menteri sayap kanan jika kabinet menyetujui kesepakatan, serta serangan Israel yang terus berlangsung di Gaza.

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, yang ancaman kepergiannya belum cukup untuk menjatuhkan Netanyahu, mendesak Menteri Keuangan sayap kanan lainnya, Bezalel Smotrich, untuk bergabung dengannya dalam upaya menghalangi kesepakatan gencatan senjata. Ben-Gvir menilai kesepakatan tersebut sama saja dengan menyerah diri kepada Hamas.

“Langkah ini adalah satu-satunya kesempatan kita untuk mencegah (kesepakatan) itu terlaksana, dan mencegah Israel menyerah kepada Hamas, setelah lebih dari setahun perang berdarah, yang mengakibatkan lebih dari 400 tentara IDF (Pasukan Pertahanan Israel) gugur di Jalur Gaza, dan untuk memastikan bahwa kematian mereka tidak sia-sia,” ujar Ben-Gvir.

Baca Juga: Israel Masih Serang Gaza Jelang Dimulainya Gencatan Senjata. Tewaskan 82 Korban Jiwa!

Menjelang gencatan senjata, pasukan militer di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Netanyahu melancarkan serangan terhadap 50 sasaran di seluruh wilayah Gaza dalam satu hari. Israel mengklaim bahwa serangan tersebut ditujukan kepada “teroris.”

“(Angkatan udara Israel) melakukan serangan terhadap sekitar 50 target teror di seluruh Jalur Gaza, termasuk teroris Hamas dan Jihad Islam, kompleks militer, fasilitas penyimpanan senjata, pos peluncuran, lokasi pembuatan senjata, dan pos pengamatan”, kata militer dalam sebuah pernyataan setelah pengumuman kesepakatan gencatan senjata, dikutip dari CNBC, Sabtu (18/1). 

Hamas membenarkan adanya serangan tersebut dan melaporkan bahwa setidaknya lebih dari 80 orang tewas akibat serangan terbaru dari Israel.

“Setiap agresi dan penembakan pada tahap ini oleh musuh dapat mengubah kebebasan seorang tahanan menjadi tragedi,” ujar sayap militer Hamas, Brigade Ezzedine Al-Qassam di Telegram merujuk serangan Israel terbaru yang membahayakan sandera warga Tel Aviv yang ditahan di Gaza sejak Oktober 2023.

“Israel telah menghantam tempat di mana salah satu wanita yang akan dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan gencatan senjata berada,” tambahnya.

Houthi Ancam ‘Mengamuk’

Houthi Yaman memperingatkan Israel untuk menghormati kesepakatan gencatan senjata dan mengancam akan bertindak lebih keras jika serangan berlanjut. 

Sebelumnya, Houthi telah menyerang Israel dan kapal di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina.

“Kami akan mengawasi pelaksanaan perjanjian tersebut,” ucap pemimpin Houthi, Abdul Malik  Al-Houthi. 

“Dan jika ada pelanggaran, pembantaian, atau serangan Israel, kami akan siap memberikan dukungan militer kepada rakyat Palestina,” tegasnya.

Baca Juga: Berikut Teks Kesepakatan Gencatan Senjata Antara Israel dan Hamas di Gaza!

“Musuh Israel gagal mencapai tujuan yang dinyatakan dan jelas, dan gagal total untuk membebaskan tawanannya tanpa kesepakatan pertukaran,” tambahnya seraya yang menegaskan bahwa Israel dan AS “diwajibkan” untuk menerima gencatan senjata.

Sejak Oktober 2023, Houthi Yaman melancarkan puluhan serangan rudal dan drone ke Israel serta mengganggu pengiriman di Laut Merah dan Teluk Aden. Dalam beberapa pekan terakhir, serangan ke Tel Aviv melukai 16 orang. 

Sebagai balasan, Israel menyerang dengan serangan udara termasuk di Bandara Internasional Sanaa, Yaman, yang menewaskan 4 korban jiwa.

(CNBC)

[post-views]
Selaras