Banjarmasin, mu4.co.id – Sejak akhir tahun 2022 hingga awal 2023 harga beras lokal di Kota Banjarmasin terus mengalami kenaikan harga.
Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2022 banyak padi yang gagal panen karena diserang hama tungro dan faktor cuaca. Tak hanya di Banjarmasin, namun gagal panen terjadi se-Kalimantan Selatan.
Harga beras jenis usang di beberapa toko awalnya Rp13.000 per liter tetapi naik hingga Rp19.000.
Kenaikan harga juga terjadi pada beras jenis lainnya seperti Mayang, Unus, hanyar, dan beras lokal lain.
Kenaikan harga ini tentu membuat sebagian warga Banjarmasin keberatan.
Salah satunya Hamisyah (55) warga Rawasari, ia merasa kenaikan harga ini sangat menguras pengeluaran rumah tangganya.
“Biasanya nggak pernah beli semahal ini, dengar-dengar juga katanya gagal panen jadi beras naik,” ucap Hamisyah saat diwawancarai, Kamis (9/2).
Dikonfirmasi, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banjarmasin, Ichrom Muftezar tak menampik dengan kenaikan harga beras lokal tersebut, dikutip dari apahabar.com (10/2).
“Sekarang harganya di kisaran Rp18-20 ribu per liter untuk beras unus dan mutiara. Normalnya sekitar Rp15-16 ribu per liter,” ungkap Muftezar di Balai Kota Banjarmasin, Rabu (8/2).
Ia memperkirakan harga beras lokal akan kembali normal pada Maret atau April 2023, seiring dengan tibanya masa panen.
Saat ini pihaknya menghimbau masyarakat untuk beralih ke beras premium.
Lalu bagaimana dengan wacana mendatangkan beras Pamanukan yang dianggap memiliki kemiripan dengan beras lokal?
Ia berjanji pendistribusian akan dilakukan dalam waktu dekat.
“Kita sudah berbicara dengan PT Bangun Banua sebagai tindak lanjut MoU Wali Kota Ibnu Sina dengan Bupati Subang,” tutupnya.
Diketahui, kerja sama Banjarmasin dan Subang akan berfokus pada komoditas beras.
Di mana, Subang berperan sebagai daerah pemasok dan Banjarmasin sebagai pasarnya.