Alabio, mu4.co.id – Muhammadiyah Boarding School (MBS) Nurul Amin Alabio, Kalimantan Selatan (Kalsel) akan menggelar peringatan milad ke-49 pada Ahad (5/1/2025).
Pondok Pesantren (Ponpes) yang beralamat di Jl. Polder no.12 Pandulangan Alabio kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) tersebut akan mengundang tokoh Muhammadiyah sekaligus mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005-2010 dan 2010-2015, Prof. K.H. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, M.A., Ph.D., atau dikenal dengan Din Syamsuddin untuk mengisi Tabligh Akbar.
Rencananya tabligh akbar akan dilaksanakan pada Ahad, 5 Januari 2025 atau bertepatan dengan 5 Rajab 1446 Hijriah, bertempat di Komplek Perguruan Muhammadiyah Alabio dimulai pukul 8.30 Wita sampai selesai.
Diharapkan kepada seluruh warga persyarikatan serta seluruh kaum muslimin untuk dapat hadir mengikuti tabligh akbar tersebut.
Selain itu akan diadakan pula kegiatan Lelang Pembangunan dengan tema “Melangitkan Harta Menggapai Jariyah” serta Groundbreaking (peletakan batu pertama) pembangunan tempat wudhu dan sarana sanitasi di Masjid Nurul Amin Alabio yang insyaa Allah akan dilakukan langsung oleh Prof Din Syamsuddin.
Pembangunan tempat wudhu dan sanitasi ini sangat diperlukan mengingat saat ini kondisinya kurang layak, sehingga menghambat kegiatan ibadah di Masjid Nurul Amin, oleh karena itu diharapkan Pembangunan bisa segera diselesaikan sebelum pelaksanaan Peringatan Milad 1 Abad Muhammadiyah di Alabio yang rencananya akan dilakukan pada akhir 2025 nanti.
Sebagai informasi, pembangunan tempat wudhu dan sarana sanitasi Masjid Nurul Amin tersebut akan dibangun bertingkat 2 (dua) dengan ukuran 16 x 7 meter. Pada lantai 2 (dua) digunakan sebagai kamar imam, serta kamar singgah (Geust House) bagi ustaz, penceramah, atau tamu yang berkunjung. Perkiraan biaya yang diperlukan sebesar Rp750.000.000 (Tujuh Ratus Lima Puluh Juta Rupiah).
Penggalangan dana ini selain sebagai spirit Fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan) sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 148, juga sebagai ikhtiar seseorang untuk menjadikan hartanya sebagai investasi akhirat yang pahala kemanfaatannya akan terus mengalir meskipun orang yang berinfaq tersebut telah meninggal dunia.