Media Utama Terpercaya

2 Agustus 2025, 06:00
Search

Bukan Hal Baru, Indonesia Bakal Produksi Minyak Makan Merah yang Lebih Unggul dan Murah!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Indonesia Bakal Produksi Minyak Makan Merah yang Lebih Unggul dan Murah [Foto: Tangkapan layar Instagram @jokowi]

Jakarta, mu4.co.id – Baru-baru ini Indonesia diketahui akan memproduksi minyak makan merah (M3) yang Pabrik nya baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo berada di Desa Pagar Merbau II, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (14/03/2024) lalu.

Presiden Jokowi meresmikan pabrik percontohan minyak makan merah Pagar Merbau, di Deli Serdang, Sumut, Kamis (14/03/2024) pagi [Foto: Tangkapan layar Instagram @jokowi]

Menanggapi hal tersebut, Peneliti Pusat Riset Agroindustri, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Indra Budi Susetyo mengatakan bahwa M3 bukan produk olahan minyak sawit yang baru. Ia menyebut produk tersebut sudah diteliti dan diproduksi sejak 20 tahun lalu.

Ia bahkan mengungkap bahwa di negara tetangga seperti Malaysia, produk tersebut sudah dikenal luas dan menjadi komoditi pokok. “Riset M3 di Indonesia sudah dipopulerkan oleh pakar dari IPB beberapa dekade yang lalu,” katanya dilansir dari tempo.co, Rabu (20/03/2024).

Diketahui produk M3 itu telah populer di negara tetangga sejak lama. Beberapa merek terkenal yang memproduksi minyak goreng tanpa penyulingan ini adalah Carotino, Harvist, Dr Normal, Nutrolein, Sunno Unrefined, dan Elaiese.

Baca juga: Harga BBM 1 Maret 2024 Naik, Ini Penyebabnya!

Pabrik itu pun digadang-gadang akan mampu memproduksi minyak makan untuk masyarakat dengan harga yang lebih murah dari minyak goreng biasa. Indra bahkan menyebut bahwa produk tersebut memiliki nutrisi lebih unggul dibanding minyak goreng konvensional yang kini beredar di publik.

“Ini menjadi pembeda dari minyak goreng biasa. Soalnya minyak yang kita konsumsi sekarang sudah kehilangan sumber vitamin A karena proses pengolahan. Lalu pada tahap akhir baru ditambahkan lagi,” katanya.

Sebagai informasi, sesuai namanya M3 yang diproduksi tersebut mempunyai corak warna merah yang cerah bila dibandingkan minyak goreng biasa yang dikenal jernih. Hal tersebut akibat dari proses pengolahan minyak yang tidak melalui penyulingan atau bleaching seperti minyak goreng biasa. Perbedaan pengolahan itu yang membuat warna terang dan aroma dari biji sawit masih terasa kuat dan terjaga hingga akhir produksi.

Kendati demikian, Indra menyebut khusus di Indonesia perbedaan warna pada produk tersebut bisa menjadi masalah dalam pemasarannya, karena masyarakat cenderung asing, dan kemungkinan masih akan meragukan minyak makan merah tersebut.

“Sejak dulu minyak goreng itu dikenal warnanya jernih. Kali ini kok merah. Tentunya nanti akan timbul pertanyaan serupa ini di masyarakat,” ucap peneliti dari Pusat Riset Agroindustri BRIN tersebut.

“(Ini) menjadi tugas yang sulit untuk disosialisasikan kepada masyarakat. Ditambah lagi minyak goreng biasa yang sudah lama diproduksi itu warnanya jernih,” katanya.

Sumber: tempo.co

[post-views]
Selaras