Media Berkemajuan

27 Maret 2025, 15:00
Search

Benarkah Kantong Teh Celup Berbahaya? Ini Jawaban Pakar!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Teh celup
Kantong teh celup. [Foto: iStock]

Jakarta, mu4.co.id – Dr. Annisa Utami Rauf, dosen di Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial, FK-KMK UGM, menanggapi penelitian Universitas Otonom Barcelona yang dipublikasikan di jurnal Chemosphere pada November 2024.

Studi tersebut menemukan bahwa kantong teh celup berbahan polimer dapat melepaskan miliaran mikroplastik dan nanoplastik saat diseduh dengan air panas sehingga berpotensi masuk ke dalam tubuh manusia.

Mikroplastik sendiri adalah partikel plastik berukuran sangat kecil yang dapat berasal dari berbagai sumber.

Dr. Annisa menegaskan bahwa temuan ini tidak otomatis membuat teh celup dilarang beredar. Hingga kini, belum ada regulasi yang menetapkan batas aman kandungan mikroplastik dalam kantong teh celup. Bahkan, benang gantungannya pun sudah mengandung fragmen mikroplastik.

Baca Juga: Indonesia Jadi Paling Banyak Konsumsi Plastik, Ini Bahaya dan Cara Pencegahannya!

“Sepengetahuan saya tuh belum ada standar level yang baku. Jadi kita nggak tahu, misalnya beberapa kali minum itu berbahaya atau satu kali minum berbahaya, meski mikroplastik itu emergence kontaminan,” ujar Dr. Annisa, dikutip dari Kompas, Rabu (12/2).

Dr. Annisa menyarankan penggemar teh celup beralih ke teh seduh atau teh tubruk jika khawatir dengan mikroplastik. Ia menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat tentang keberadaan mikroplastik dalam kantong teh celup tanpa perlu pelarangan.

”Jadi kita edukasi dulu terkait hal ini bahwa kandungannya memang ada. Kalau misalnya mereka sudah tahu, kita bisa sarankan bahwa tidak boleh terlalu sering mengkonsumsi,” ucapnya.

Baca Juga: Makan Biji Pepaya Ternyata Bermanfaat Bagi Kesehatan, Apa Saja?

“Karena mikroplastik sebenarnya ada di setiap komponen, misalnya mineral, tanah, tetapi karena pada teh celup langsung masuk ke jalur pencernaan, lalu kita tidak tahu efek berkelanjutan seperti apa dan itu yang membuat bahaya sebab tidak semua fragment itu bisa dikeluarkan dari tubuh,” tambahnya.

Ia juga menjelaskan bahwa tidak semua kantong teh celup mengandung plastik, karena ada yang berbahan kertas dan tidak menghasilkan mikroplastik. Ia menyarankan masyarakat lebih bijak dalam memilih produk, termasuk kantong teh celup.

“Sebaiknya beralih ke kantong teh berbahan kertas atau bahan ramah lingkungan lainnya untuk mengurangi paparan mikroplastik,” imbau Dr. Annisa.

(Kompas)

[post-views]
Selaras