Media Berkemajuan

23 November 2024, 16:21

Banyaknya Film Horor Indonesia Eksploitasi Agama, Ini Kata Penulis “Habibie & Ainun” dan Pendakwah Risyad!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Gina S. Noer dan Risyad Baya’sud. [Foto: mu4.co.id]

Jakarta, mu4.co.id – Gina S. Noer, sutradara film “Dua Garis Biru” dan penulis film “Habibie & Ainun” mengkritik film-film horor Indonesia dengan menyatakan bahwa banyak di antaranya telah mencapai tahap mengeksploitasi agama.

Gina mencatat bahwa dalam film-film horor yang mempergunakan unsur agama, seringkali sutradara memanfaatkan ritual-ritual keagamaan yang dianggap sakral dan suci hanya untuk menciptakan adegan mengejutkan (jump scare).

“Menurut gue masalahnya dengan kebanyakan horor Indonesia yang temanya agama saat ini, adalah sudah masuk ke ranah eksploitasi agama, terutama agama Islam (mungkin karena mayoritas ya),” tulis Gina dalam unggahan Instagram Story, pada Kamis (21/3).

“Kebanyakan film horor menggunakan shalat, doa, zikir, dll cuma jadi plot devices murahan untuk jumpscare karakternya diganggu setan,” tulis Gina.

Sang sutradara juga menambahkan, “Sehingga kelemahan iman bukan lagi menjadi eksplorasi kritik terhadap keislaman yang dangkal, tapi cara dangkal biar cepat seram.”

Baca Juga: 3 juta Penonton, Film Agak Laen Tembus Box Office Indonesia!

Gina mengambil contoh film horor dari Korea Selatan, Exhuma, sebagai sebuah film yang berhasil mengeksplorasi dengan baik kepercayaan yang dianut oleh karakternya. Dalam film tersebut, kepercayaan tersebut menjadi kekuatan utama bagi karakternya dalam melawan setan yang kuat.

Menurut Gina, apabila pembuat film serius dalam mengeksplorasi kepercayaan karakternya, maka pengeksploitasian agama dapat dihindari. Gina juga menekankan bahwa jarang ditemukan film horor Indonesia yang mau mengambil pendekatan tersebut.

“Enggak semua orang dapat pemahaman dan pengajaran agama Islam yang baik di lembaga pendidikannya dan bahkan keluarganya. Masa kita yang bikin film, yang berkesenian, enggak mindful sama hal ini,” tambah Gina.

komentar Gina terkait film-film horor Indonesia. [Foto: Instagram @ussfeeds]
komentar Gina terkait film-film horor Indonesia. [Foto: Instagram @ussfeeds]

Sutradara yang telah meraih penghargaan Piala Citra tersebut juga menegaskan bahwa kritiknya tidak ditujukan untuk merendahkan karya filmmaker mana pun. Ia berharap kritiknya dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran bersama.

Adapun seorang content creator sekaligus pendakwah di sosial media Tiktok, Risyad Baya’sud, menganggap bahwa judul maupun poster film horor Indonesia semakin berani menggunakan atribut-atribut ibadah kaum muslimin yang dibuat menjadi menyeramkan. Salah satu film yang disorotinya yaitu “Kiblat”.

“Semakin dibiarkan semakin menjadi semakin mulai ngawur dan semakin mulai orang itu nggak sadar kalau ini sudah termasuk daripada penistaan ya termasuk daripada penghinaan sebenarnya terhadap Islam,” ucap Risyad dalam video yang diunggahnya pada Jum’at (22/3).

“Film-film horor film-film yang mengerikan itu rata-rata saya dapat itu kenapa harus mengadopsi dari ibadah-ibadah kaum muslimin, contoh yang paling parah menurut saya (menunjukkan poster film Kiblat),” kata Risyad.

Baca Juga: Film Siksa Neraka Dibanned di Malaysia dan Brunei Darussalam, Ramai Komentar Netizen!

“Kiblat? Dan Allahu Akbar dan ini orang lagi rukuk loh, orang lagi beribadah. Kenapa dibuat semengerikan ini?,” pungkasnya. 

Risyad juga membacakan komentar-komentar netizen yang mengarahkan pada film horor yang menghubungkan dengan adegan sholat.

Netizen berkomentar bahwa mempermainkan gerakan sholat dalam film dengan cara yang menakutkan dapat berdampak pada praktik ibadah kaum Muslim.

@tata***12: Film Kya gini sumpah bikin takut klo kebangun malam mau sholat, kebayang-bayang gitu.

@eutha***a: u mau bikin orang Islam tambah takut shalat kah? u mau ngejauhin muslim dari kiblat? bisa ga stop bawa agama dalam horor yang dimanfaatkan buat nyari duit itu?

Risyad menyarankan kepada sutradara agar ketika membuat karya seni harus berhati-hati agar tidak melecehkan atau merendahkan suatu agama.

[Video: Tiktok @risyad_bay]

Sumber: Jawapos, GenZ Daily

[post-views]
Selaras