Media Berkemajuan

22 Maret 2025, 11:45
Search

Bagaimana Asal-usul Hari Valentine dan Hukum Merayakannya Dalam Islam?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Valentine day
Asal-usul Hari Valentine dan Hukum Merayakannya Dalam Islam [Foto: istockphoto]

Jakarta, mu4.co.id – Pada perayaan Valentine Day atau hari kasih sayang, banyak anak-anak muda yang terlihat berlebihan dalam menunjukkan rasa cinta dan rasa kasih sayangnya kepada teman-teman yang mereka anggap istimewa.

Hal itupun menjadi pertanyaan bagi kaum muslimin, tentang bagaimana asal-usul hari Valentine dan apakah boleh umat Islam ikut merayakan?

Untuk diketahui, Valentine Day berasal dari budaya dunia barat atau Eropa, yang tidak mempunyai akar dalam budaya Indonesia, asal mulanya juga simpang siur. Ada yang mengatakan bersumber dari tradisi suatu agama tertentu namun ada pula yang mengatakan tidak ada kaitannya dengan agama apapun.

Terkait asal muasal budaya Valentine Day tersebut ada banyak versi yang beredar. Dua yang masyhur diantaranya adalah Pertama, budaya Valentine bermula pada abad ke-3 M, saat raja Romawi yang bernama Claudius menghukum pancung seorang pendeta bernama Santo Valentine karena menikahkan seorang prajurit muda peserta wajib militer kerajaan yang ingin menikah, yang dianggap sebagai melawan peraturan kerajaan, pada tanggal 14 Februari 269 M.

Namun bagi pihak gereja tertentu, tindakan Santo Valentine dianggap benar karena telah melindungi orang yang menjalin cinta, sehingga ia dinobatkan sebagai pahlawan kasih sayang, dan tercatatlah dalam sejarah bahwa setiap tanggal 14 Februari diperingati sebagai hari kasih sayang.

Baca juga: Anak Remaja Ikut-ikutan Tren Hari Kasih Sayang. Begini Nasihat Ustaz Riza Rahman

Yang kedua, versi yang lain pada masa itu ada anak muda biasa yang bernama Valentine yang ditangkap petugas kerajaan karena menolak menjadi prajurit, karena merasa hatinya hanya dipenuhi dengan cinta kasih, dia tidak bisa menjadi prajurit yang bertugas membunuh orang lain. Dimana semua laki-laki warga kerajaan Roma saat itu diwajibkan menjadi Prajurit Kerajaan dalam waktu tertentu.

Karenanya, ia pun dipenjara dan terus disiksa selama berbulan-bulan dan akhirnya ia akan dihukum mati di tanggal 14 Februari. Dan menjelang hukuman mati itu ia menulis surat panjang yang ditujukan kepada perempuan yang lumpuh dan buta namun sangat dia kasihi. Inti surat itu adalah permintaan maaf karena tidak bisa lagi mengurus dirinya. Konon siapapun yang membaca atau mendengar orang membaca surat itu pasti akan menitikkan air mata dan terguncang semua saraf cinta kasihnya.

Terlepas dari asal mulanya, inti dari Valentine adalah mengistimewakan satu hari tertentu untuk menunjukkan kasih sayang kepada orang yang dikasihi. Namun di dalam Islam tidak pernah mengkhususkan hari dan tanggal tertentu untuk menunjukan rasa kasih sayang kita kapada sesama. Islam malah mewajibkan umatnya untuk merayakan hari cinta kasih itu setiap hari dan setiap saat.

Baca juga: Peringatan Isra’ Mi’raj Dalam Pandangan Islam, Ini Penjelasannya!

Tentu saja cara merayakan kasih sayang menurut agama Islam itu berbeda dengan cara kaum jahiliyah dalam merayakan cinta kasihnya, seperti yang dilakukan kebanyakan anak muda sekarang ini dengan berkasih-kasihan dan berpacar-pacaran. Hal itu adalah perbuatan yang dekat dengan dosa zina. Maka teranglah keharaman perbuatan yang sering terjadi pada muda-mudi sekarang ini, ditambah dengan mengkhususkan satu hari untuk melakukanya.

Maka dari itu, Valentine Day adalah perayaan yang sangat dekat dengan zina yang dilarang keras oleh Islam, oleh karena itu perayaan yang demikian juga dihukumi haram.

Adapun cara merayakan kasih sayang menurut agama Islam yaitu dengan memberi contoh yang nyata dalam menunjukan rasa cinta dan kasih sayang kita kepada sesama manusia. Seperti kepada orang tua adalah dengan menghormati dan memperlakukan mereka dengan baik sebagaimana tuntunan Allah dalam surat Luqman. Cara menunjukan kasih sayang kita kepada yang lebih muda adalah dengan membimbing mereka supaya selalu teguh di jalan Allah, dan sebagainya.
(muhammadiyah.or.id)

[post-views]
Selaras