Media Berkemajuan

27 Juli 2024, 14:52

Arkeolog Temukan Pahatan Batu Berusia 2700 Tahun

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Ukiran batu Zaman Perunggu di Swedia. [Foto: FACEBOOK/FOUNDATION FOR DOCUMENTATION OF BOHUSLÄN'S ROCK CARVINGS]

Swedia, mu4.co.id – Pada awal Mei para arkeolog menemukan 40 Ukiran batu atau petroglif di bekas pulau bebatuan di Bohuslan, Swedia. 

Petroglif ini menggambarkan objek dari 2.700 tahun yang lalu, seperti kapal, manusia, dan hewan yang diduga kuda.

Ukiran batu Zaman Perunggu di Swedia. (Foto: FACEBOOK/FOUNDATION FOR DOCUMENTATION OF BOHUSLÄN’S ROCK CARVINGS)

Dikutip dari Live Science, gambar prasejarah tersebut diukir pada permukaan batu granit besar. Sementara tingginya diperkirakan dua kali tinggi orang dewasa.

Martin Ostholm, salah satu arkeolog yang menemukan petroglif ini, mengungkapkan bahwa batu itu merupakan bagian dari sebuah pulau. Ia juga memperkirakan, gambar tersebut diukir sambil berdiri di atas perahu atau di atas gundukan es.

Sebelum menemukan petroglif ini, para peneliti hendak mencari petroglif baru di Bohuslan. Menurut United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), Kota Bohuslan sebelumnya sudah terkenal dengan pahatan batu kunonya. Salah satunya karya seni Zaman Perunggu yang dibuat di Tanum, situs warisan dunia UNESCO.

Ukiran batu di Bohuslan diperkirakan dibuat sambil berdiri. Foto: Foundation for Documentation of Bohuslan’s Rock Carving.

Kemudian para arkeolog ini menemukan permukaan batu yang tertutup lumut. Sekilas, terdapat garis ukiran seperti buatan manusia di batu tersebut.

Mereka pun membuang lumutnya. Ternyata dari batu tersebut ditemukan adanya petroglif yang memiliki gambar berbagai macam.

Yang mengejutkan adalah terdapat sebuah ukiran besar bergambar kapal sepanjang 13 kaki atau 4 meter. Temuan ini jadi istimewa dan eksklusif mengingat kebanyakan petroglif di sana memiliki panjang 30-40 cm.

Peneliti pun memperkirakan, orang di masa lalu membuatnya dengan membenturkan batu ke permukaan batu granit. Sehingga, lapisan putih di bawahnya nampak.

Sementara itu, James Dodd seorang peneliti di Universitas Aarhus di Denmark berpendapat, petroglif yang dibuat dalam waktu singkat lazimnya menceritakan sesuatu. Beberapa gambar seperti kapal, binatang, dan manusia yang berulang kemungkinan membentuk narasi.

Baca Juga: Ungkap Misteri Tembok Raksasa di Bawah Laut Papua, Ini Kata Ahli Geologi

Seni cadas ini juga diperkirakan sebagai tanda kepemilikan. Namun hingga saat ini, fungsi pasti petroglif tersebut belum diketahui.

Sumber: detik.com

[post-views]
Selaras