Palangka Raya, mu4.co.id – Berkat kiprahnya sebagai aktivis lingkungan sekaligus kreator konten yang tidak biasa, pemuda asal Kalimantan Tengah, Andrew Kalaweit (21) berhasil masuk dalam daftar bergengsi Forbes 30 Under 30 Asia 2025.
Daftar Forbes 30 Under 30 sendiri merupakan daftar tahunan yang dibuat oleh majalah bisnis Forbes, yang menyoroti 30 orang berusia di bawah 30 tahun yang dinilai paling berpengaruh di berbagai bidang atau industri.
Tak seperti anak muda kebanyakan, Andrew hidup di tengah hutan Kalimantan, berdampingan dengan alam liar, dan mendokumentasikan kehidupannya untuk mengedukasi masyarakat soal pentingnya konservasi.
Di platform seperti YouTube, TikTok, dan Instagram, Andrew dikenal luas karena keberaniannya bertahan hidup sendiri di hutan selama berhari-hari. Ia tidur di bawah pohon, mencari makan langsung dari alam, dan berinteraksi dengan satwa liar. Semuanya direkam dan dibagikan dalam bentuk video edukatif yang ditonton oleh 3 jutaan orang pengikutnya.
Tapi, Andrew bukan sekadar petualang digital. Ia adalah penggerak perubahan, yang melalui konten-kontennya, di akun YouTube resminya @ AndrewKalaweit dan akun YouTube ayahnya @chaneekalaweit, mereka mengajak masyarakat memahami pentingnya menjaga ekosistem yang tersisa di negeri ini.
Baca juga: DPR Berencana Berikan Izin Usaha Pertambangan Untuk Kampus, Aktivis Lingkungan Buka Suara!
Sejak usia belia, Andrew sudah akrab dengan hutan, satwa liar, dan perjuangan pelestarian alam. Semua itu tidak lepas dari jejak sang ayah, Chanee Kalaweit, adalah aktivis lingkungan asal Prancis sekaligus pendiri Kalaweit Project, organisasi pelestarian satwa liar, khususnya owa dan primata lainnya yang sudah aktif di Indonesia sejak akhir 1990-an.
Sedangkan ibunya merupakan perempuan Dayak asli Kalimantan, yang turut mewariskan pengetahuan lokal dan keterikatan emosional terhadap hutan tropis Borneo. Dari situlah Andrew mewarisi semangat, keberanian, serta kecintaan mendalam terhadap alam.
Tidak hanya di platform digital, Andrew juga turun langsung ke lapangan. Ia kerap membantu proses rehabilitasi satwa liar yang diselamatkan dari perdagangan ilegal atau konflik dengan manusia. Dirinya juga turut memantau kawasan hutan lindung, menanam kembali pohon-pohon endemik, dan menyuarakan pelestarian melalui berbagai kerja sama dengan sekolah dan komunitas lokal.
Bagi Andrew, hutan bukan hanya tempat tinggal satwa liar atau penghasil oksigen dunia. Hutan adalah identitas, warisan, dan masa depan. Dan melalui langkah-langkah yang ia tapaki hari ini, ia sedang menanam benih perubahan untuk generasi mendatang.
Berikut Salah satu videonya yang paling dikenal berjudul 24 Hours in The Middle of a Jungle ALONE, yang diunggah pada 24 Januari 2021.
(detik.com)