Media Berkemajuan

23 November 2024, 16:04

Aksi Penanaman Bibit Mangrove di Jorong. Ketua PWM Kalsel: Bukti Komitmen Persyarikatan untuk Lingkungan!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Penanaman mangrove
Ketua PWM Kalsel Prof Ridhahani Fidzi menanam bibit pohon mangrove [Foto: MLH, mu4.co.id]

Jorong, mu4.co.id – Jajaran Pengurus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Selatan (Kalsel) melakukan aksi penanaman mangrove di desa Tungkaran Naik, Jorong kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan.

Penanaman bibit mangrove ini menjadi komitmen masyarakat untuk menyelamatkan pesisir pantai dan laut, dari berbagai cemaran dan kerusakan lingkungan.

Ratusan bibit mangrove yang ditanam oleh para tokoh ormas ini merupakan bagian dari acara konsolidasi organisasi, bakti sosial dan lingkungan yang digelar Sabtu (4/5) hingga Ahad (5/5) di area Jorong Barutama Greston (JBG).

Selain bibit mangrove juga diserahkan lebih 100 bibit Ketapang Kencana yang akan ditanam masyarakat bersama jajaran JBG. Desa Tungkaran Naik Kecamatan Jorong ini merupakan desa binaan PT Jorong Barutama Greston.

Ketua PWM Kalsel Ridhahani Fidzi didampingi Ketua MLH PWM Kalsel Fathurrahman menyerahkan bibit Penghijauan kepada Perwakilan JBG Eka Noviar [Foto: MLH, mu4.co.id]

Baca juga: Selamatkan Semesta, Aksi Nyata Bukan Hanya Wacana

Menurut Ketua PWM Kalsel Prof. Dr. H. Ridhahani Fidzhi, MPd, aksi lingkungan dengan penanaman pohon mangrove ini sebagai bukti komitmen persyarikatan ini untuk turut menyelamatkan lingkungan.

“Tahun ini Muhammadiyah dalam usia 111 tahun berikhtiar menyelamatkan semesta,” ungkap guru besar UIN Antasari ini.

Ikhtiar menyelamatkan semesta ini ujar Ridhahani, tentu memiliki dimensi yang luas dengan orientasi jauh kedepan untuk mewariskan lingkungan yang lestasi, pembangunan yang berkelanjutan, nyaman dihuni dan masyarakatnya damai sejahtera.

“Program-program peduli lingkungan Muhammadiyah, sekarang juga mendapat apresiasi dari pemerintah dan berbagai pihak,” ucapnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, persyarikatan Muhammadiyah telah nyata menunjukkan perannya dalam dunia pendidikan,  sosial dan ekonomi dengan berbagai lembaga pendidikan milik Muhammadiyah serta Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).

Secara konkrit tambahnya, di jajaran Muhammadiyah Kalsel yang dimotori Majelis Lingkungan Hidup PWM Kalsel akan mewujudkan masjid dan musholla  hijau, sekolah hijau dan semua amal yang dikelola dengan prinsip ramah lingkungan.

Dalam kegiatan penanaman mangrove tersebut juga hadir Prof H. Udiansyah dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, sekretaris PWM Kalsel H Aserani, Ketua Lembaga Seni budaya dan olahraga (LSBO) PWM Kalsel, Eka Noviar mewakili manajemen JBG, Kadis Dukcapil Tanah Laut H. Hairin Noor yang juga pengurus PWM Kalsel, pengurus PW Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah Kalsel, dan aktifis LazisMu Kalsel serta jajaran kepanduan Hizbul Wathon (HW) Kalsel.

Baca juga: Puncak Milad Ke-111 Muhammadiyah, Antusias Warga Muhammadiyah Kalsel Luar Biasa!

Menurut Fathurrahman Ketua Majelis Lingkungan Hidup PWM Kalsel, menanam mangrove memiliki kesan tersendiri, karena harus turun ke lumpur rawa laut, berbeda ketika menanam pohon di darat. Menanamnya menggunakan ajakan yaitu tonggak kayu yang runcing ujungnya, kemudian di tancapkan di lumpur rawa sampai membentuk lubang tanam, baru bibit mangrove di tancapkan kemudian di tutup lumpur, jadi tidak menggunakan cangkul seperti menanam di lahan kering.

“Ada sensasi tersendiri bagi yang baru menanam mangrove ini,” ujar Fathurrahman.

Hutan mangrove atau yang sering dikenal sebagai hutan bakau merupakan bagian yang sangat penting dalam ekosistem di daerah kawasan berpasir daerah tropis dan subtropis.

Dilansir dari laman Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, terdapat sekitar 16.530.000 hektare hutan mangrove di dunia dan 20% atau sekitar 3.490.000 hektare dari jumlah tersebut ada di Indonesia.

Jumlah hutan mangrove dengan status kritis sebesar 637.624 hektare dan sekitar 2.673.548 hektare hutan mangrove dengan kondisi yang baik.
Tanaman bakau tumbuh di pantai dan paling banyak dijumpai pada batasan antara muara pantai dengan sungai. Tanaman bakau pada umumnya hidup berkelompok dalam jumlah banyak, akar besar, dan memiliki buah.

Manfaat hutan mangrove dapat mencegah erosi pantai, menjadi katalis tanah dari air laut, habitat perikanan, memberikan dampak ekonomi yang luas, sumber pakan ternak, mencegah pemanasan global, sumber pendapatan bagi nelayan pantai, menjaga kualitas air dan udara, pengembangan kawasan pariwisata, menyediakan sumber kayu bakar, pengembangan ilmu pengetahuan, menjaga iklim dan cuaca.

Majelis Lingkungan Hidup PWM Kalsel merencanakan terus menanam mangrove dan tanaman penghijauan lainnya di Kalsel dengan melibatkan jajaran Muhammadiyah dan masyarakat lainnya.

[post-views]
Selaras