Banjarmasin, mu4.co.id – Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan (Dinkes Kalsel) mencatat Banjarmasin sebagai daerah dengan kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) tertinggi di Kalsel dengan 219 kasus dengan total 632 kasus yang tersebar di lima kabupaten/kota di Kalsel.
Peningkatan kasus ini terjadi dalam 3 tahun terakhir dan perlu mendapat perhatian khusus. Pada 2023 tercatat 549 kasus, kemudian melonjak 25,7 persen menjadi 690 kasus pada 2024. Memasuki 2025, jumlahnya menurun 8,4 persen menjadi 632 kasus.
Kepela Dinkes Kalsel, Diauddin menjelaskan bahwa peningkatan pada 2024 terjadi karena perluasan skrining aktif, sehingga kasus terdeteksi lebih awal. Sedangkan penurunan pada 2025 menjadi bukti efektifnya upaya pencegahan dan pengobatan.
Baca juga: Kemenkes: Kasus HIV di Indonesia Terus Meningkat, Tembus 564 Ribu Orang Tahun 2025
Selain Banjarmasin, kasus tinggi terdapat di Banjarbaru sebanyak 75 kasus, disusul Banjar 66 kasus, Hulu Sungai Tengah 49 kasus dan Tanah Bumbu sebanyak 48 kasus. Jumlah kasus tersebut dipengaruhi faktor kepadatan penduduk, mobilitas tinggi, serta cakupan skrining yang lebih luas dibandingkan daerah lain.
Beberapa langkah yang dilakukan Dinkes Kalsel dalam rangka pencegahan dan penekanan penularan HIV seperti edukasi di sekolah, lembaga pemasyarakatan, hingga tempat hiburan malam, bahkan pembagian kondom untuk kelompok berisiko.
Skrining HIV menyasar ibu hamil, calon pengantin, penghuni lapas, serta komunitas berisiko tinggi. Upaya pengobatan diperkuat melalui 122 puskesmas dan rumah sakit daerah yang menyediakan layanan ramah dan non-diskriminatif, termasuk akses terapi antiretroviral (ARV).
“Pendekatan kembali kepada penyintas yang sempat putus pengobatan juga kami lakukan, melalui konseling agar mereka melanjutkan terapi,” kata Diauddin dilansir dari radarbanjarmasin, Ahad (21/12).
Baca juga: Usut Kasus Ibu Hamil Ditolak 4 RS, Kemenkes Kirim 3 Orang Tim ke Papua!
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat data nasional jumlah orang dengan HIV terus meningkat. “Jadi estimasi ODHIV (Orang Dengan HIV) hidup di Indonesia tahun 2025 adalah 564 ribu orang. Itu yang harus kami temukan supaya mereka tahu statusnya,” ujar Ina Agustina Isturini selaku Direktur Penyakit Menular Kemenkes.
Sementara itu, per Maret 2025, Kemenkes menemukan sekitar 356.638 atau 63 persen kasus ODHIV dari estimasi 564 ribu. Dari jumlah itu, 67 persen telah menjalani pengobatan antiretroviral (ARV), dan 55 persen menunjukkan virus yang tersupresi.
Dari hasil pemeriksaan tersebut diketahui jika tren kasus positif untuk penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) secara umum menurun. Jumlah kasus positif IMS 2024 sebanyak 52.830, menurun dari tahun sebelumnya sebanyak 61.065 orang pada 2023.
(Radar Banjarmasin)















