Media Utama Terpercaya

21 Desember 2025, 18:19
Search

Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih Di Sepanjang Jalan. Apa Artinya?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Gubernur Aceh Mualem menjelaskan terkait pengibaran benderan putih
Gubernur Aceh Mualem menjelaskan terkait pengibaran benderan putih yang dilakukan warga Aceh. [Foto: Instagram @acehstory_]

Aceh, mu4.co.id – Fenomena pengibaran bendera putih di beberapa wilayah Aceh dalam beberapa hari ini menuai spekulasi makna dan tujuan di balik aksi tersebut. Ada yang mengatakan aksi tersebut tanda warga Aceh menyerah menghadapi bencana.

Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem menyatakan tidak mengetahui maksud dan belum menerima laporan terkait aksi tersebut. Ia juga menegaskan tidak ada kebijakan dan arahan pemerintah serta tidak mengetahui siapa yang menginisiasi hal tersebut.

“Saya tidak tercopy itu, apa maksud mereka? Yang itu di luar jangkauan kita,” ujarnya dilansir dari kompas, Jum’at (19/12).

Mualem menekan bahwa Aceh saat ini mutlak berada dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sementera itu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul memberikan spekulasi bahwa aksi pengibaran bendera putih itu diibaratkan sebagai tanda darurat.

“Ini kan lagi bekerja keras ya, itu saja itu. (Kami) lagi bekerja keras,” katanya.

Baca juga: Gubernur Aceh Tidak Mengetahui Soal Surat Permintaan Bantuan ke PBB. Ini Klarifikasinya!

Diketahui, pengibaran bendera putih tersebut dikibarkan di sejumlah jalan di Aceh sebagai tanda darurat, terutama di Kabupaten Aceh Tamiang ada beberapa posko sepanjang Jalan Lintas Medan–Banda Aceh.

Bendera putih terlihat di sejumlah titik lainnya, seperti di Kampung Seuneubok Dalam, Kampung Matang Upah, Kampung Paya Awe, dan Kampung Pahlawan.

Warga membuat bendera putih itu dari bahan kain seadanya. Salah satu warga Alue Nibong, Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Bahtiar menyampaikan bahwa bendara putih itu tandanya menyerah dan tidak sanggup lagi menghadapi dampak bencana.

“Masyarakat menyerah dan butuh bantuan. Kami tidak sanggup lagi,” ungkapnya.

Sejalan dengan itu, Juru bicara Gerakan Rakyat Aceh Bersatu, Masri juga menyampaikan hal yang sama. Mereka mendesak Presiden Prabowo menetapkan bencana nasional. Jika tidak, maka masyarakat akan turun ke jalan.

Baca juga: Tim Relawan Dari Tiongkok Tiba di Aceh Bantu Lacak Mayat Korban Yang Tertimbun Bencana

“Seluruh gerakan sipil di Aceh akan bersatu untuk aksi di jalan, mulai dari Langsa, Aceh Tamiang, Aceh Timur, Lhokseumawe, dan semua kabupaten lain di Aceh untuk menuntut pemerintah pusat menetapkan bencana Sumatera sebagai bencana nasional,” katanya.

Hal ini dilakukan agar Prabowo mengambil langkah darurat secara terpadu dan mendapat tambahan bantuan logistik, tenaga medis, alat berat, dan kebutuhan vital lainnya masuk karena bantuan daerah tidak cukup.

Mereka juga berharap pemerintah pusat segara mendata kerusakan secara menyeluruh agar langkah relokasi, rekonstruksi, dan rehabilitasi dapat diambil. Jaminan pemulihan ekonomi rakyat juga diharapkan dalam keadaan ini, terutama masyarakat kecil yang kehilangan rumah, lahan, serta sumber penghidupan.

Masri menyimpulkan bendera putih yang dikibarkan di Aceh menjadi isyarat kondisi darurat dan semestinya direspons cepat oleh pemerintah.

“Bendera dikibarkan sebagai tanda darurat dan meminta dunia internasional membantu Aceh,” tutupnya.

(kompas)

[post-views]
Selaras