Media Berkemajuan

19 April 2025, 18:49
Search

Meski Dalam Suasana Mencekam, 166 Bayi Lahir Setiap Hari di Gaza

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Bayi yang lahir di Gaza di tengah kondisi mencekam dan berbahaya [Foto: knrp]

Gaza, mu4.co.id – Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan sebanyak 166 kelahiran tercatat di Jalur Gaza yang terkepung setiap hari, sementara lebih dari 50.000 wanita hamil menghadapi tantangan dalam mengakses layanan kesehatan akibat serangan dan pemboman Israel yang sedang berlangsung. Demikian yang dilaporkan Kantor berita Anadolu, Sabtu (28/10/2023).

Hal ini tertuang dalam laporan rinci mengenai dampak serangan israel terhadap sektor layanan kesehatan di Gaza yang terkepung dan Tepi Barat yang diduduki sejak 7 Oktober, yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah.

Baca juga: Menteri Pendidikan Gaza Hentikan Tahun Ajaran 2023/2024 karena Seluruh Siswa Telah Terbunuh. Benar Atau Hoaks?

Menurut laporan tersebut, diperkirakan 5.500 perempuan akan melahirkan bulan depan di Jalur Gaza dengan kondisi sistem perawatan kesehatan yang telah hancur, sementara lebih dari 130 bayi baru lahir prematur yang bergantung pada inkubator kini menghadapi risiko kematian karena kelangkaan sumber daya dan kurangnya listrik.

Dikutip dari knrp.org, Kementerian Kesehatan mengatakan telah mencatat peningkatan kasus cacar, kudis dan diare, akibat buruknya sanitasi lingkungan dan penggunaan air yang tidak higienis di Jalur Gaza.

Baca juga: RS Gaza Diserang, PBB Dinilai Gagal Hentikan Kejahatan Israel

Kementerian juga mengkonfirmasi bahwa pemerintah israel mengancam akan menghancurkan seluruh rumah sakit di Gaza. Sehingga kementerian telah meminta evakuasi 24 rumah sakit di Jalur Gaza utara, dengan total kapasitas 2.000 tempat tidur dan pada saat yang sama mencatat kekurangan yang parah terhadap persediaan obat-obatan, peralatan dan personel yang diperlukan untuk merawat sejumlah besar korban luka.

“Rumah sakit di Gaza beroperasi dengan kapasitas lebih dari 150 persen, dimana Kompleks Medis Shifa saat ini merawat 5.000 pasien setiap hari, sementara kapasitasnya sebenarnya hanya-lah 700 pasien,” ungkap laporan tersebut.

Baca juga: Ditengah Kondisi Obat Bius Kosong dan Listrik Padam, Tim Medis Terus Berikan Pertolongan Pada Korban Serangan Israel

Kementerian memperkirakan rumah sakit Turki di Gaza, yang merawat pasien kanker, akan berhenti bekerja dalam waktu 48 jam ke depan, karena kekurangan bahan bakar yang parah, padahal ada sekitar 9.000 pasien yang bergantung pada kemoterapi di rumah sakit ini.

[post-views]
Selaras