Paris, mu4.co.id – Media Israel melaporkan adanya indikasi kesepakatan jeda 6 minggu pertempuran di Gaza dengan imbalan sekitar 40 tawanan Israel dan ratusan tahanan Palestina akan dibebaskan dari penjara Israel.
Perundingan tersebut dilaksanakan di Paris, Sabtu (24/02/0224), yang dihadiri mediator dari pihak Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS). Mereka melakukan pendekatan tersebut optimisme dan hati-hati, serta kini mempunyai garis besar kerangka kerja untuk melanjutkan perundingan.
Kendati demikian, masih terdapat kendala lain seperti tawanan Israel atau tahanan Palestina mana yang dibebaskan, dan berapa banyak bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Gaza. Namun, AS menginginkan kesepakatan tersebut terjadi sebelum bulan suci Ramadhan.
Baca juga: AS Berencana Dirikan Negara Palestina dan Gencatan Senjata, Apa Kata Israel?
“Kami sangat fokus dalam upaya mencapai kesepakatan yang menghasilkan pembebasan sandera yang tersisa dan menghasilkan gencatan senjata kemanusiaan yang diperpanjang,” ujar Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken dilansir dari serambinews.com Ahad (25/02/2024).
Adapun untuk kelanjutan dari negosiasi tersebut kembali bergantung pada Hamas. Apakah Hamas akan menyetujui kerangka baru yang ditetapkan pada pertemuan di Paris tersebut atau tidak.
Namun, sebelumnya Situs Al Arabya mengatakan bahwa pembicaraan terakhir mengenai gencatan senjata gagal, ketika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menolak proposal Hamas untuk gencatan senjata yang berakhir dengan penarikan pasukan Israel, karena dianggap ‘delusi’.
Sementara itu, Hamas mengatakan mereka tidak akan melepaskan sandera yang tersisa kecuali Israel setuju untuk mengakhiri pertempuran dan menarik diri dari Gaza. Namun Israel mengatakan mereka tidak akan mundur sampai Hamas dibasmi.