Media Utama Terpercaya

4 Juni 2025, 12:08
Search

25 Jemaah Haji Indonesia Dirawat Setelah Gangguan Tulang dan Sendi, Ini Saran Dokter!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Jemaah haji
Ilustrasi. [Foto: tangselpos.id]

Makkah, mu4.co.id – Kementerian Kesehatan melalui Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mencatat bahwa lebih dari 79% jemaah haji Indonesia tergolong berisiko tinggi, mayoritas merupakan lansia. 

Pada hari ke-28 pelaksanaan haji, tercatat 617 jemaah dirawat inap di rumah sakit Arab Saudi, 25 di antaranya mengalami gangguan muskuloskeletal (tulang, otot, dan persendian) seperti dislokasi, patah tulang, hingga fraktur dislokasi di tangan dan kaki. Banyak pula yang mengalami nyeri sendi dan pembengkakan kaki.

Risiko cedera pada jemaah, khususnya lansia, dipengaruhi oleh faktor seperti osteoporosis, gangguan penglihatan, keseimbangan, dan kelelahan.

“Kebanyakan jemaah yang mengalami cedera sistem muskuloskeletal berupa fraktur/patah, dislokasi, bahkan fraktur dislokasi adalah jemaah yang Lansia dengan kondisi yang rentan jatuh dan beberapa terdorong dari belakang saat turun dari bis maupun saat melakukan tawaf, sai, ataupun terpeleset di kamar mandi yang licin,” jelas dr. Yudha Mathan Sakti selaku Penanggung Jawab Tim visitasi ke RS King Faisal, RS King Abdul Azis, RS King Abdullah, RS Al Noor dan RS Saudi National-Abeer, Makkah, dikutip dari laman Kemenkes, Senin (2/6).

Baca Juga: 45 Ribu Jemaah Lansia Berangkat Haji. Begini Tips Menjaga Kesehatan dari dr. Meldy!

Dr. Yudha menjelaskan bahwa nyeri sendi dan pembengkakan kaki sering dialami jemaah berisiko tinggi akibat aktivitas fisik yang berat, seperti berjalan jauh dan umrah berulang. 

Ia juga mengungkapkan beberapa penyebab umum gangguan kesehatan tulang pada jemaah, antara lain:

  1. Kepadatan massa di area yang sangat ramai, terutama saat tawaf, sai, atau turun dari bis, sehingga meningkatkan risiko terdorong, terinjak, atau terjatuh.
  2. Kondisi fisik jemaah yang memiliki komorbiditas, permasalahan persendian, osteoporosis, atau riwayat cedera sebelumnya sehingga lebih rentan.
  3. Kelelahan yang didorong durasi ibadah yang panjang dan perubahan cuaca sehingga menyebabkan kelelahan ekstrem, mengurangi konsentrasi, dan meningkatkan risiko tersandung atau terjatuh.
  4. Permukaan tidak rata seperti turun tangga bis, air tergenang sehingga lantai menjadi licin atau penghalang jalan yang tidak terlihat jelas.
  5. Berjalan jauh dan menggunakan alas kaki yang kurang tepat. Terlebih lagi bila berjalan jauh di tengah teriknya matahari dan menggunakan alas kaki yang tidak nyaman, tidak pas, atau licin dapat memicu kaki bengkak dan cedera.

Dr. Yudha menyarankan bagi para jemaah yang mengalami cedera ringan seperti nyeri pada persendian dan pembengkakan kaki,  untuk melakukan perawatan sederhana dengan cara beristirahat serta mengompres area yang sakit menggunakan air dingin atau es dan melaporkan kondisi tersebut kepada petugas kesehatan terdekat agar dapat diberikan penanganan yang tepat atau dirujuk ke rumah sakit di Arab Saudi.

Baca Juga: Suhu Makkah Mencapai 42 Derajat, Simak Tips Bagi Jemaah Haji!

Disisi lain, Dr. Ghulam Iskandarsyah, Sp.An, menegaskan pentingnya pencegahan cedera atau patah tulang pada jemaah dengan mengimbau agar para jemaah yang lebih muda dan sehat bersikap sabar serta lebih memperhatikan dan melindungi jemaah yang rentan dan lanjut usia.

“Tolong ya jemaah haji yang lebih muda untuk lebih bersabar dalam menghadapi jemaah yang tua. Ketika turun dari bis, dahulukan dan bantu jemaah lansia dan rentan. Jaga kekompakan untuk diberi kelapangan hati dalam melindungi mereka yang sudah sepuh itu,” ujar dr. Ghulam saat kunjungan pemantauan jemaah haji Indonesia di RS Saudi National Hospital.

Dengan kesiapan dan kesadaran yang baik, risiko cedera dan patah tulang dapat dikurangi, sehingga jemaah bisa menjalankan ibadah dengan lebih nyaman dan khusyuk. Kesehatan adalah modal penting dalam melaksanakan rukun Islam terakhir ini.

(Kemenkes)

[post-views]
Selaras