Media Berkemajuan

22 November 2024, 02:53

Warga Banjarmasin Respon BBM Naik

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print

Banjarmasin, mu4.co.id – Sejak diberlakukannya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite, solar dan pertamax pada Sabtu (3/9/2022) menimbulkan keresahan masyarakat. Adapun kenaikan harga pertalite menjadi Rp.10.000 per liter, dari harga sebelumnya Rp.7.650 per liter. Solar subsidi naik menjadi Rp.6.800 per liter dari Rp.5.150 per liter. Pemerintah juga menaikkan harga BBM nonsubsidi Pertamax menjadi Rp.14.500 per liter dari harga sebelumnya Rp.12.500 per liter.

Warga Banjarmasin yang mendengar berita ini tentu merasa terkejut. Kenaikan harga BBM dinilai sangat memberatkan karena harus menambah anggaran pengeluaran. Assyura (21), warga Banjarmasin mengaku terkejut dan kecewa atas kenaikan harga BBM. “Kenaikan harga BBM ini pastinya sangat menyulitkan apalagi saya sebagai mahasiswa tentu harus semakin mengepress pengeluaran saya yang awalnya budget segini untuk uang BBM malah jadi nambah lagi,” ungkapnya saat diwawancarai reporter mu4.co.id.

Mahriza, warga lainnya juga sama kecewanya dengan kenaikan harga BBM. “Saya merasa keberatan banget sih atas kenaikan harga BBM ini. Udah mahal, ngantrenya panjang pula,” ucapnya. Kenaikan harga BBM dinilai akan berakibat luas pada sektor perekonomian.

Dilansir dari tempo.co Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan penyebab kenaikan harga bahan BBM subsidi, khususnya yang dijual PT Pertamina (Persero) di tengah turunnya harga minyak dunia.

Pasalnya anggaran subsidi dan kompensasi energi yang ditanggung pemerintah telah naik sampai Rp.502,4 triliun yang awalnya Rp.152,5 triliun. Terdiri dari subsidi untuk BBM dan LPG dari Rp 77,5 triliun menjadi Rp 149,4 triliun, listrik Rp 56,5 triliun ke Rp 59,6 triliun.

Kenaikan ini ditetapkan, setelah perhitungan yang telah dilakukan Menteri Keuangan. Jika nantinya harga minyak mentah dunia mengalami penurunan, besarannya tidak akan cukup untuk menutupi anggaran subsidi dan kompensasi energi.

Reporter: Alfina

[post-views]
Selaras