Media Utama Terpercaya

30 Juli 2025, 08:20
Search

Walhi Kalsel Kritik Pemerintah Tentang Pembukaan 20 Juta Hektare Hutan. Ini Alasannya!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Walhi Kalsel
Sawah terhimpit perusahaan sawit di Kalsel. [Foto: Walhikalsel]

Banjarmasin, mu4.co.id – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Kalimantan Selatan (Walhi Kalsel) mengkritik keras rencana pembukaan 20 juta hektare hutan untuk pangan dan energi. Mereka menyebutnya sebagai langkah mundur yang berisiko memicu bencana ekologis dan perubahan iklim.

Dalam siaran pers, Walhi menilai kebijakan ini menunjukkan pemahaman keliru terhadap kerusakan ekologis dan mengabaikan pelajaran dari kegagalan proyek lahan gambut sejuta hektare serta food estate di Kalimantan Tengah.

Dilansir dari apakabar.co.id pada Rabu (15/1), WALHI Kalsel menyoroti kegagalan proyek seremonial di daerah, seperti Hari Pangan Sedunia (HPS) 2018 di Kecamatan Jejangkit, Barito Kuala. Setelah acara, lahan yang dipaksakan produktif kini berubah menjadi semak belukar, tanpa kelanjutan program yang jelas meski telah menghabiskan anggaran besar.

Baca Juga: Kalsel Siapkan 17.000 Hektare Lahan Demi Dukung Program Swasembada Pangan!

Selain itu, wilayah Jejangkit kini lebih rentan terhadap krisis iklim dan bencana ekologis. Konflik antara petani dan perusahaan sawit di kawasan tersebut juga berpotensi meningkat.

Adapun banjir besar tahun 2021 menjadi bukti nyata krisis ekologis akibat meningkatnya aktivitas industri ekstraktif dan dampak perubahan iklim yang memicu bencana hidrometeorologi di berbagai wilayah.

Baca Juga: Telah Dilantik, Belasan Pemuda Kalsel Bakal Kelola 200 Hektare Lahan Pertanian!

Di Kalsel, luas izin untuk Pemanfaatan Berbasis Hutan Produksi (PBPH), tambang, dan perkebunan sawit mencapai sekitar 2,5 juta hektar. Angka ini jauh melebihi luas tutupan hutan yang hanya sekitar 716.428 hektar, dengan hutan primer yang tersisa hanya sekitar 49.958 hektar.

Tidak benar jika masih menganggap bahwa hutan Indonesia khususnya di Kalimantan sebagai paru-paru dunia, sementara luas tutupan hutannya terus mengalami penurunan.

Oleh karena itu, Walhi meminta pemerintah menghentikan proyek yang mempercepat deforestasi (penggundulan hutan besar-besaran) karena alasan pangan dan energi tidak boleh mengorbankan hutan sebagai identitas bangsa dan sumber keanekaragaman hayati.

(apakabar.co.id, Walhi Kalsel)

[post-views]
Selaras