Jakarta, mu4.co.id – Beredar video kendaraan yang menggunakan elpiji 3 kilogram sebagai bahan bakar menggantikan Pertalite, yang menempuh jarak hingga 300 kilometer.
Dalam video yang beredar, tabung gas elpiji melon itu nangkring di dek tengah, lengkap dengan regulator dan slang. Kemudian terhubung dengan sebuah alat yang menyambung ke mesin.
Menanggapi hal tersebut Dosen Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jayan Sentanuhady, mengatakan bahwa elpiji memang bisa menjadi bahan bakar kendaraan yang mengandung propana dan butana. “Benar, bisa karena elpiji kan juga bahan bakar yang mengandung propana dan butana,” ujarnya, Rabu (17/07/2024).
Baca juga: Siap-siap, Per 17 Agustus BBM Subsidi Akan Dibatasi, Begini Cara Daftarnya!
Ia menjelaskan, propana merupakan senyawa hidrokarbon alkana, yang berwujud gas tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak beracun, yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk kebutuhan rumah, agrikultur, dan bahan bakar kendaraan. Sementara, butana adalah senyawa organik alkana yang mudah terbakar, tidak berwarna, mudah dicairkan, dan cepat menguap pada suhu kamar, yang sering digunakan untuk bahan bakar kompor, petrokimia, korek api gas, ataupun semprotan aerosol.
Kendati demikian ia menjelaskan dampak pada mesin memiliki spesifikasi minimal dan tidak sembarangan untuk dipakai menjalankan kendaraan. “Intinya, semua bahan bakar cair atau gas bisa dipakai untuk bahan bakar mesin. Cuma performance dan efisiensi mungkin beda-beda,” sambungnya.
Di sisi lain ia menilai penggunaan elpiji sebagai bahan bakar motor akan membuat negara rugi. Lantaran, elpiji melon atau 3 kg merupakan bahan bakar subsidi untuk masyarakat miskin, bukan ditujukan untuk bahan bakar kendaraan. Dan, penggunaan elpiji sebagai bahan bakar motor juga tidak sebaik pemakaian bensin.
(kompas.com, gridoto.com)