Jakarta, mu4.co.id – Sebuah video viral di media sosial menunjukkan sejumlah mobil diduga mengalami kerusakan setelah menggunakan BBM jenis Pertamax.
Dalam video tersebut disebutkan 18 mobil menghadapi kerusakan pada filter dan pompa bensin yang rusak, berlumut, dan hancur, sehingga seluruh BBM dalam tangki harus dikuras dan dibuang.
TIM LAPI ITB Lakukan Analisis
Tim dari Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) Institut Teknologi Bandung (ITB) telah melakukan analisis terkait sumber endapan pada bahan bakar kendaraan yang disebut-sebut menyebabkan kerusakan akibat penggunaan Pertamax.
“Tim LAPI ITB membawanya (endapan bahan bakar) ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan dengan Energy-Dispersive X-ray Spectroscopy (EDS),” ujar dosen teknik mesin ITB sekaligus peneliti LAPI Tri Yuswidjajanto Zaenuri dikutip dari Kompas, Kamis (28/11).
Energy-Dispersive X-ray Spectroscopy (EDS) sendiri merupakan teknik untuk mempelajari morfologi permukaan, struktur, serta pemetaan kandungan berbagai material termasuk bahan alam, organik, anorganik, polimer, logam, dan biologis. Tri menjelaskan bahwa teknik EDS berhasil mengungkap unsur-unsur penyusun endapan pada bahan bakar.
Hasil EDS kemudian dibandingkan dengan analisis Tim Lemigas terhadap sampel Pertamax dari beberapa SPBU yang diduga bermasalah.
Baca Juga: Amankah Menempelkan Stiker Kode QR MyPertamina di Tangki Bensin?
“Ternyata senyawa pembentuk endapan tersebut tidak ditemukan dalam bahan bakar yang dianalisis (Pertamax),” ucapnya.
Tri menduga kerusakan mesin disebabkan kondisi tangki bahan bakar yang terbuat dari logam, bukan Pertamax. Analisis EDS mendeteksi unsur pelapis antikorosi pada tangki, dan penelitian lanjutan sedang dilakukan. Ia juga mencatat potensi ketidakcocokan antara Pertamax dan material tangki logam.
“Jika endapan tersebut berhubungan dengan material tahan korosi pelapis tangki, maka para pemilik kendaraan yang tangki bahan bakarnya terbuat dari resin boleh merasa aman untuk tetap mengkonsumsi bahan bakar Pertamax,” kata Tri.
Menurutnya, tangki resin tidak mengalami endapan karena tangki tersebut tidak memakai pelapis antikorosi.
Saat ini, Tim LAPI ITB masih meneliti penyebab kerusakan mesin akibat Pertamax untuk mencegah masalah serupa di masa depan.
Pertamina Beri Pernyataan
Berkaitan dengan kasus tersebut, Pertamina memastikan kualitas Pertamax melalui pengujian dan hasilnya menunjukkan bahwa kualitas Pertamax telah sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM.
Baca Juga: Telat Bayar Pajak Kendaraan Apakah Bisa Daftar MyPertamina?
“Hasil uji lab dari Lemigas menyatakan bahwa produk Pertamax on spec sesuai ketentuan Dirjen Migas. Masyarakat tidak perlu khawatir dengan kualitas Pertamax,” ungkap Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari
Pertamina Patra Niaga telah mengambil sampel dari SPBU tempat kendaraan mengisi bahan bakar dan sampel BBM dari kendaraan yang bermasalah, kemudian mengirimkan sampel tersebut ke Lemigas untuk uji lebih lanjut.
“Pertamina akan terus memantau kualitas BBM dan bertanggung jawab terhadap produk yang kami salurkan. Kami berkomitmen untuk memastikan kualitas yang terbaik bagi konsumen kami dan tidak akan ragu untuk melakukan evaluasi jika diperlukan,” ucap Heppy.
Pertamina juga mengimbau konsumen agar tetap menggunakan bahan bakar sesuai spesifikasi kendaraan serta rutin melakukan perawatan di bengkel resmi untuk menjaga performa mesin.
(Kompas, detik oto)