Media Utama Terpercaya

7 Desember 2025, 22:42
Search

Utang Kereta Cepat Whoosh Membengkak, KCIC Harus Bayar Bunga Hingga Rp2 T per Tahun ke China!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Whoosh
Kereta Cepat Whoosh. [Foto: Sekretariat Negara]

Jakarta, mu4.co.id – Utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) Whoosh kini membengkak hingga USD 7,2 miliar atau sekitar Rp116 triliun.

Sekitar 75% dibiayai pinjaman dari China Development Bank (CDB) dengan bunga 3,5–4% per tahun, sehingga konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), yang mayoritas sahamnya dimiliki PT KAI, harus menanggung pembayaran bunga sekitar Rp2 triliun per tahun.

Laporan keuangan PT KCIC mencatat kerugian berlanjut, meski tidak terlalu rugi dibanding tahun sebelumnya. Pada semester I 2025, kerugian masih mencapai Rp1,6 triliun dan membebani PT KAI sebagai pemegang saham mayoritas.

Pengamat BUMN Toto Pranoto menilai penjualan tiket bukan solusi, sebab okupansi harian Whoosh belum tembus 60%. Dengan kondisi ini, hampir mustahil pendapatan tiket mampu menutup kewajiban bunga maupun pokok utang.

Baca Juga: Bakal Ada Jalur Kereta Whoosh Bandung-Surabaya. Cuma 3 Jam!

“Jadi tidak mungkin juga pendapatan Whoosh dalam setahun itu bisa menutup itu. Sehingga memang di luar jangkauan PT KAI sebagai lead konsorsium,” ungkap Toto dikutip dari OkeZone, Sabtu (20/9).

Toto mendukung langkah Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara yang tengah menyiapkan skema penyelamatan utang KCJB. Ia menilai beban PT KAI bisa lebih ringan jika sebagian utang diambil alih, sehingga fokus perusahaan tetap terjaga sebagai operator kereta api nasional.

Namun, menurut Toto, penyehatan keuangan saja tidak cukup. Pengembangan kawasan di sekitar jalur kereta cepat menjadi peluang besar bagi Whoosh.

Dengan demikian, KCJB berpotensi melahirkan rantai ekonomi baru yang melampaui fungsi transportasi semata.

Baca Juga: Kereta Cepat Whoosh Punya Kartu Berlangganan Baru, Berikut Rinciannya!

Dalam rapat dengan DPR RI pekan lalu, Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin menyebut KCIC sebagai “bom waktu” yang harus segera ditangani. Karena itu, restrukturisasi utang dan portofolio proyek kini menjadi fokus utama Danantara.

Meski proyek kereta cepat yang awalnya dianggap simbol modernisasi kini menghadapi masalah besar, peluang tetap ada. 

Jika konsorsium mampu memaksimalkan aset sekitar jalur, bukan sekadar mengandalkan tiket, Whoosh bisa berubah menjadi motor pertumbuhan ekonomi baru lewat strategi pengembangan kawasan.

(OkeZone)

[post-views]
Selaras