Media Utama Terpercaya

12 Desember 2025, 23:03
Search

Usulan Pandawara Beli Hutan Ramai Dibahas, Sosok Crazy Rich Swedia Pernah Beli 400.000 Ha Hutan Amazon Untuk Dilindungi!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Hutan
Ilustrasi hutan. [Foto: Yayasan IAR Indonesia]

Jakarta, mu4.co.id – Pandawara Group mengunggah usulan masyarakat Indonesia berkumpul untuk membeli hutan agar tidak dialihfungsikan. Unggahan itu muncul di tengah bencana banjir bandang dan longsor di Sumatra dan langsung viral serta memicu pro–kontra. 

Meski sedikit menuai kritik, inisiatif tersebut juga mendapat banyak dukungan dari warganet, influencer, hingga artis yang menyatakan siap berdonasi untuk membeli dan menjaga hutan.

karena alih fungsi & deforestasi nya udh berlebihan banget guys. Menurut informasi sih kaya gini aturan nya: Aturan skala menanam sawit di Indonesia meliputi batas luas maksimum lahan (100.000 hektar per perusahaan di seluruh Indonesia dan 20.000 hektar per provinsi) dan luas minimum lahan (minimal 6.000 hektar per perusahaan untuk komoditas sawit). Selain itu, untuk usaha perkebunan dengan luas minimal 25 hektar, diwajibkan memiliki izin.
gimana guys? apakah alihfungsi yang saat ini ada sudah sesuai dengan aturan diatas?” tulis Pandawara Group dalam kolom komentar, dikutip pada Selasa (9/12).

Pandawara Group turut membagikan foto kondisi hutan yang sudah gundul. Unggahan tersebut langsung menarik perhatian para influencer dan artis, bahkan beberapa selebritas menyatakan keinginan untuk ikut berdonasi.

Pembelian ribuan hektar hutan ternyata pernah dilakukan seorang Crazy Rich kelahiran Swedia. Orang tersebut bernama Johan Eliasch yang membeli 400.000 hektare hutan Amazon, Amerika, pada tahun 2006 lalu.

Baca Juga: TNI Ikut Dalami Kasus Perusakan Hutan Penyebab Banjir Sumatra. Ini Wewenangnya!

The Guardian melaporkan bahwa Eliasch membeli sebagian hutan Amazon untuk melindungi kawasan yang dikenal sebagai “paru-paru dunia”. Dengan memiliki lahan itu, ia dapat menjaga kelestarian pepohonan dan satwa liarnya. Eliasch mengatakan ketertarikannya pada isu lingkungan sudah muncul sejak kecil.

“Misalnya, saat ini, jika memiliki hutan, Anda terdorong untuk menebang semuanya dan menanam kembali. Dengan begitu, Anda menghasilkan uang dengan menjual kayu gelondongan. Dan (ketika Anda menanam kembali), Anda menghasilkan uang dari kredit karbon. Bukankah itu aneh?” kata Eliasch.

Ketika ditanya apa rasanya memiliki kawasan hutan hujan yang begitu besar, Eliasch tertawa kecil lalu mengatakan bahwa itu merupakan sesuatu yang sangat berharga sekaligus menjadi tanggung jawab yang besar.

Baca Juga: Walhi Kalsel Kritik Pemerintah Tentang Pembukaan 20 Juta Hektare Hutan. Ini Alasannya!

“Hutan ini bukan benar-benar milik pribadi, sesuatu yang Anda lihat setiap hari” sambungnya.

Eliasch menceritakan bahwa lahan Amazon yang ia beli sebelumnya dikelola perusahaan penebangan. Ia menutup operasi tersebut dan memberhentikan sekitar 1.000 pekerja demi melindungi hutan. 

Ia mengakui keputusan itu tidak mudah karena harus memilih antara menjaga hutan atau mempertahankan mata pencaharian warga sekitar. Namun, ia akhirnya memilih pelestarian hutan. 

Eliasch menambahkan bahwa ia kini mempekerjakan tim pengawas untuk mencegah masuknya penebang liar.

(CNBC, Tribun Jabar)

[post-views]
Selaras