Media Utama Terpercaya

8 Juni 2025, 09:20
Search

UGM Kaji Mendalam Taksi Terbang Untuk Indonesia

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
UGM
Universitas Gadjah Mada [Foto: mu4.co.id]

Jakarta, mu4.co.id – Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) sedang mengkaji taksi terbang sebagai solusi kemacetan di kota besar. Rencananya, teknologi ramah lingkungan berbasis multicopter ini akan diterapkan pertama kali di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Kepala Pustral UGM, Ir. Ikaputra M.Eng., Ph.D., menjelaskan bahwa pengembangan taksi terbang di Indonesia harus mencakup tiga aspek utama yaitu teknologi, regulasi, dan infrastruktur pendukung.

Indonesia bekerja sama dengan perusahaan internasional, Volocopter, untuk memastikan taksi terbang memenuhi standar internasional. Kolaborasi ini menjadi langkah penting dalam pengembangannya.

Baca Juga: Wamenperin Bahas Kemungkinan Indonesia Punya Taksi Terbang dan Bus Terapung Bersama PT Chery Motor Indonesia

“Pemerintah juga harus memastikan bahwa pengoperasian taksi terbang ini dapat diakses secara inklusif oleh masyarakat luas, bukan hanya oleh kalangan tertentu,” ujar Ikaputra dikutip dari detik edu, Ahad (15/12).

Tantangan Kehadiran Taksi Terbang di RI

Pengembangan taksi terbang menghadapi berbagai tantangan seperti penyediaan vertiport di area urban padat, sosialisasi untuk meningkatkan penerimaan masyarakat, dan regulasi keamanan penerbangan yang terintegrasi dengan sistem transportasi existing. Tantangan ini menjadi pekerjaan bersama yang harus diselesaikan.

“Ini menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Dengan berbagai potensi dan tantangan yang ada, taksi terbang diyakini akan mampu merevolusi sistem transportasi di Indonesia,” ujarnya.

Manfaat Taksi Terbang

Meski penuh tantangan, taksi terbang menawarkan banyak manfaat. Menurut Prof. Dr. Ir. Gesang Nugroho dari UGM, taksi terbang termasuk drone penumpang atau AAV (Autonomous Aerial Vehicle), yaitu kendaraan udara otonom tanpa pengemudi.

Teknologi ini diharapkan menjadi solusi transportasi yang efisien dan ramah lingkungan, dengan dukungan regulasi keamanan di masa depan.

Baca Juga: Ini Spesifikasi Mobil Terbang Buatan Indonesia, Mulai Terbang 2028!

“Perhatian juga perlu diberikan pada potensi ancaman terhadap sistem kontrol drone dan peretasan sistem otonom. Infrastruktur untuk tempat pendaratan AAV di kota besar masih sangat terbatas, dan biaya pengembangannya juga masih cukup tinggi,” ucap Ir. Gesang.

Inspektur Navigasi Penerbangan Kemenhub, M. Rizal Lubis, menyatakan bahwa Indonesia sedang mengembangkan regulasi untuk kendaraan udara tanpa awak (UAV), termasuk pedoman operasional dan standar keselamatan.

Jika terealisasi, taksi terbang tidak hanya mengurangi kemacetan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi, pariwisata, dan membuka akses ke wilayah terpencil.

(detik edu)

[post-views]
Selaras