Washington, mu4.co.id – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump melakukan ancaman kepada kelompok Hamas dan sekutunya yang masih menahan para sandera.
Ia menyebut akan ada masalah besar di kawasan Timur Tengah, termasuk Jalur Gaza, jika para sandera yang masih ditahan tidak juga dibebaskan, sebelum dirinya dilantik pada 20 Januari tahun depan.
“Jika para sandera tidak dibebaskan sebelum tanggal 20 Januari 2025, tanggal di mana saya dengan bangga menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, akan ada Neraka Yang Harus Dibayar di Timur Tengah, dan bagi mereka yang bertanggung jawab melakukan kekejaman terhadap kemanusiaan ini,” tegas Trump dalam pernyataannya, Selasa (3/12/2024).
“Mereka yang bertanggung jawab akan terkena dampak yang lebih parah dibandingkan siapa pun yang pernah terkena dampaknya sepanjang Sejarah Amerika Serikat yang panjang dan termasyhur,” sambungnya.
Baca juga: Usai Pemilihan Presiden, Muslim AS Menyesal Pilih Donald Trump. Kenapa?
Sejak serangan pada 7 Oktober 2023 lalu, kelompok Hamas dan militan aliansinya menculik dan menyandera lebih dari 250 orang, termasuk warga yang berkewarganegaraan ganda Israel-Amerika. Dimana sekitar separuh dari 101 sandera asing dan sandera Israel yang kini masih ditahan di Jalur Gaza diyakini masih hidup.
Berbagai upaya pun dilakukan untuk membebaskan para sandera tersebut, dan turut dibahas dalam perundingan gencatan senjata untuk Jalur Gaza, namun sejauh ini belum membuahkan hasil yang konkret.
Di sisi lain, Kelompok Hamas telah menyerukan diakhirinya perang dan penarikan total pasukan Israel dari Jalur Gaza sebagai bagian dari kesepakatan untuk membebaskan para sandera yang tersisa.
(detik.com)