Jakarta, mu4.co.id – Tim Nasional Kebaya (Timnas Kebaya) Indonesia terus mengupayakan pengakuan kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO.
Ketua Timnas Kebaya, Lana T. Koentjoro, menjelaskan bahwa inisiatif ini berawal dari semangat komunitas yang mendapat dukungan pemerintah melalui rekomendasi resmi dari kementerian terkait, khususnya Kemendikbudristek.
“Pengajuan ke UNESCO harus berasal dari komunitas, bukan langsung dari pemerintah. Komunitas inilah yang mendorong pemerintah untuk mengambil langkah lebih lanjut,” ungkap Lana dikutip dari Liputan6, Selasa (3/12).
Baca Juga: Akhirnya, Geopark Kebumen Masuk Dalam UNESCO Global Geopark!
Timnas Kebaya memiliki empat agenda utama, yaitu menetapkan Hari Kebaya Nasional, mengajukan pendaftaran kebaya ke UNESCO, menjaga kelestarian kebaya sebagai warisan budaya, dan mempromosikannya ke dunia melalui diplomasi budaya.
Setelah berhasil menetapkan Hari Kebaya Nasional, kini hanya menantikan keputusan UNESCO terkait pengakuan kebaya yang dijadwalkan diumumkan pada Senin (2/11) di Paraguay.
Timnas Kebaya aktif melakukan sosialisasi kebaya melalui Parade Kebaya Nusantara di berbagai daerah seperti Solo, Kalimantan, hingga Sumatera, dan kolaborasi dengan desainer muda untuk menciptakan kebaya modern.
Mereka juga fokus mendokumentasikan sejarah kebaya melalui literasi dan publikasi, termasuk penerbitan buku sebagai referensi bagi generasi mendatang.
“Kita ingin gaung kebaya bukan hanya terdengar di dalam negeri, tetapi juga di tingkat internasional. Apresiasi besar kami tujukan kepada seluruh komunitas dan masyarakat yang mendukung gerakan ini,” ujarnya.
Baca Juga: Fix! Kawasan Meratus Resmi Jadi Geopark UNESCO Pertama di Kalimantan!
Dengan langkah-langkah konkret yang diambil, kebaya diharapkan segera diakui dunia oleh UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia.
Indonesia mendaftarkan kebaya bersama Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand, termasuk kebaya labuh dan kerancang dalam single nomination.
Kebaya labuh dan kerancang telah disertifikasi sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia sejak 2021, dan saat ini sedang menunggu antrean untuk diajukan ke UNESCO.
(Liputan6)