Jakarta, mu4.co.id – Timnas Indonesia harus rela menerima kekalahan atas jepang dengan skor 0-4 pada matchday kelima Gup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno pada Jum’at (15/11).
Menurut data Fotmob, Jepang miliki penguasaan bola hingga 66 persen, sedangkan Indonesia memiliki 34 persen penguasaan bola.
Skor 0-4 Jepang yang berhasil menembus gawang Indonesia yaitu hasil dari gol bunuh diri Justin Hubner pada menit 35, kemudian Takumi Minamino pada menit ke 40, Hidemasa Morita pda menit ke 49, dan Yukinari Sugawara menit ke 69.
Hasil ini membuat Indonesia menyandang status juru kunci klasemen Grup C dengan 3 poin dan Jepang memimpin dengan 13 poin.
Dilansir dari Bola Net pada Sabtu (16/11), berikut beberapa faktor menyebabkan timnas Indonesia kalah telak dari Jepang.
Serangan Balik Bagus, Finishing Belum
Indonesia bermain dengan strategi yang terfokus pada serangan balik, yang dijalankan cukup baik di babak pertama oleh Jay Idzes dan rekan-rekannya. Tim sering mengirimkan umpan ke belakang garis pertahanan Jepang, meski sebagian besar terjadi di luar kotak penalti.
Baca Juga: Timnas Indonesia Lolos Piala Asia U-17 2025 Bersama Negara-Negara Ini!
Ragnar Oratmangoen dan Rafael Struick beberapa kali berhasil menerima umpan tersebut dan menembus pertahanan Jepang, tetapi penyelesaian akhir belum optimal. Selain itu, Indonesia kerap kekurangan pemain di dalam kotak penalti untuk memaksimalkan peluang.
Dampak Nyata Cedera Kevin Diks
Debut Kevin Diks berlangsung dengan berat. Bermain sebagai wingback kanan, ia ditugaskan menjaga Kaoru Mitoma, sebuah tantangan berat. Sebelum diganti pada menit ke-41 akibat cedera, Diks mengalami dua benturan yang membuatnya terkapar.
Saat ia cedera dan Indonesia bermain dengan 10 pemain, sisi kanan pertahanan menjadi lemah. Mitoma memanfaatkan celah tersebut untuk mengirim umpan yang berujung pada gol Takumi Minamino.
Taktik Jitu Jepang Mencari Celah
Indonesia memulai laga dengan pertahanan rapat, di mana Kevin Diks dan Calvin Verdonk menjaga dengan ketat, menciptakan lima pemain di sekitar kotak penalti yang menyulitkan Jepang.
Namun, setelah menit ke-20, Jepang mulai menemukan celah. Daichi Kamada sering turun ke tengah, memancing Rizky Ridho keluar dari posisinya, sementara Minamino bergerak di area antara bek dan gelandang Indonesia. Ruang kosong di depan kotak penalti pun berhasil dimanfaatkan Jepang menjelang akhir babak pertama.
Kedalaman Skuad dan Keunggulan Individu Jepang
Jepang menunjukkan kecerdikan taktik dan keunggulan individu, memungkinkan strategi Hajime Moriyasu dijalankan dengan sempurna. Meski Indonesia menekan di babak kedua, pemain Jepang tetap tenang, termasuk kiper Zion Suzuki saat menghadapi kemelut dari lemparan Pratama Arhan.
Kedalaman skuad juga menjadi kunci stabilitas Jepang, terlihat dari Yukinari Sugawara yang mencetak gol tujuh menit setelah masuk sebagai pemain pengganti. Tak heran Jepang dijuluki Raja Asia.
Indonesia Perlu Asah Situasi Bola Mati
Indonesia menciptakan peluang tambahan melalui tendangan bebas dan empat sepak pojok, namun belum mampu memanfaatkannya secara optimal. Skema bola mati yang dijalankan belum menghasilkan ancaman serius.
Ke depannya, hal ini perlu diperbaiki. Meski memiliki eksekutor andal seperti Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On, diperlukan skema yang lebih terstruktur untuk mencetak gol.
(Bola Net)