Siberia, mu4.co.id – Tim arkeolog dari Universitas Freie Berlin, Jerman, bekerjasama dengan kelompok internasional, berhasil menemukan benteng tertua di dunia, di daerah terpencil Siberia, yang kemudian dinamai Amnya.
Temuan penelitian menyebutkan bahwa sekitar 8000 tahun yang lalu, para pemburu dan pengumpul di Siberia membangun struktur pertahanan yang rumit di pemukiman tersebut, yang diperkirakan berasal dari zaman manusia masih berburu, meramu, dan memancing.
“Kerangka itu mengabaikan inovasi pemburu-pengumpul di taiga Siberia 8.000 tahun lalu, termasuk konstruksi dari beberapa benteng tertua dunia,” kata para penulis penelitian, dikutip dari Newsweek, Ahad (17/12/2023).
Penelitian di Amnya telah dilakukan pada tahun 2019, mereka mengumpulkan sampel untuk penanggalan radiokarbon dan memastikan usia bangunan.
“Melalui pemeriksaan arkeologi terperinci di Amnya, kami mengumpulkan sampel untuk penanggalan radiokarbon, mengonfirmasikan usia prasejarah situs dan menetapkannya sebagai benteng tertua di dunia yang diketahui,” ungkap Tanja Schreiber seorang arkeolog, Institut Arkeologi Prasejarah di Berlin.
Baca juga: Penemuan Anak Panah Kuno Berbahan Meteorit, Jadi Bukti Perdagangan Kuno
Pada masa itu, masyarakat prasejarah di sekitar daerah tersebut menangkap ikan dari Sungai Amnya, berburu rusa dan rusa kutub menggunakan tombak berujung batu dan tulang.
Selain itu, mereka disebut menghias tembikar dengan sesuatu yang rumit. Tembikar itu untuk mengawetkan minyak ikan dan daging yang berlebih.
Temuan ini berbeda dengan perkiraan sebelumnya karena pemukiman di sekitarnya cukup modern dibangun pada masa itu. Pemukiman itu memiliki pagar kayu, tepian sungai, dan juga parit.
Penemuan ini menekankan variasi jalur yang mengarah pada kompleksitas organisasi sosial. Hal ini tercermin dalam kemunculan struktur monumental seperti benteng di Siberia. Temuan tersebut juga menyoroti signifikansi kondisi lingkungan setempat dalam membentuk pola perkembangan masyarakat manusia.
Sumber: cnbcindonesia.com