Media Utama Terpercaya

20 Juli 2025, 13:31
Search

Terakhir Kali Gunakan Hisab, Tahun Depan Muhammadiyah Pakai KHGT

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Mulai tahun depan Muhammadiyah gunakan KHGT [Foto: muhamadiyah.or.id]

Jakarta, mu4.co.id – Muhammadiyah akan tetapkan 1 Syawal menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal terakhir kalinya pada Lebaran 2025 ini, dan mulai tahun depan tidak lagi, karena lebaran Muhammadiyah akan ditetapkan menggunakan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).

Berdasarkan metode tersebut, awal bulan ditetapkan jika hilal sudah wujud, yaitu setelah terjadi ijtimak sebelum matahari terbenam, bulan terbenam setelah matahari, dan piringan atas bulan berada di atas ufuk saat matahari terbenam. Jika salah satu dari kriteria ini tidak terpenuhi, maka bulan digenapkan menjadi 30 hari.

“Betul (tahun depan Muhammadiyah menggunakan KHGT), nanti akan ada peluncuran resmi,” kata Ketua Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum PP Muhammadiyah, Edy Kuscahyanto dilansir dari detik.com Ahad (30/3/2025).

Baca juga: Dua Alasan Pemerintah Tetapkan 1 Ramadan 1446H Jatuh Pada 1 Maret 2025

Adapun kriteria KHGT dipilih untuk diterapkan pada tahun depan oleh Muhammadiyah dengan berbagai pertimbangan yaitu:

Kelebihan KHGT

  1. KHGT memiliki kemampuan prediksi jauh ke depan atau ke belakang karena landasannya adalah hisab. Secara prinsip KHGT masih mencerminkan metode yang selama ini dipakai Muhammadiyah, yaitu hisab.
  2. KHGT menggunakan kriteria Imkanur Rukyat, yang banyak dipakai oleh negara Islam. Hal itu memungkinkan adanya kompromi dan penerimaan terhadap KHGT melampaui organisasi Muhammadiyah, bahkan melampaui batas negara.
  3. Dengan pengakuan satu matla’ di seluruh dunia dan transerabilitas imaknur rukyat maka aplikasi KHGT bersifat global, bukan lagi lokal. Selain dapat menyatukan kalender di dunia Islam, hal ini dapat menghilangkan perbedaan awal bulan Hijriah antarnegara.

Kekurangan KHGT

  1. Penerimaan KHGT membuat Muhammadiyah seolah membuang Kriteria Wujudul Hilal yang selama ini diamalkan dan dipertahankan.
  2. Ada beberapa isu yang masih menimbulkan proses penerimaan dari sebagian kalangan di Persyarikatan sendiri, yaitu: perpindahan hari yang terjadi pada jam 00.00.00 dan hilangnya hilal sebagai variabel penentu perpindahan bulan. Selama ini sudah mengakar di kalangan masyarakat satu pemahaman bahwa hari dan bulan Hijriyah dimulai setelah Maghrib.
[post-views]
Selaras