Jakarta, mu4.co.id – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat waspada terhadap polusi mikroplastik setelah temuan BRIN menyebut air hujan di Jakarta tercemar zat beracun yaitu mikroplastik. Ia pun menyarankan menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, terutama setelah hujan.
“Tapi kalau tidak (menggunakan masker), usahakan jangan jalan di luar sesudah hujan karena ini turunnya dekat-dekat hujannya, partikelnya,” ungkap Menkes Budi Gunadi dikutip dari Pikiran Rakyat, Jum’at (31/10).
Menkes Budi menekankan pentingnya menghentikan polusi mikroplastik dari sumbernya, bukan hanya melindungi diri secara pribadi. Ia menilai peran pemerintah daerah, khususnya Gubernur DKI Jakarta, sangat krusial dalam mengurangi polusi.
Sementara itu, pemerintah daerah berkomitmen mempercepat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) sebagai solusi pengelolaan limbah plastik.
Baca Juga: Peneliti Temukan Mikroplastik Pada Air Hujan di DKI Jakarta. Pemprov Tegaskan Hal Ini!
“Kami segera untuk hal yang berkaitan dengan plastik, terus terang untuk PLTSA dan sebagainya akan segera kami realisasikan,” ujar Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung.
Seperti yang diketahui, penelitian BRIN sejak 2022 mengungkap semua sampel air hujan di Jakarta mengandung mikroplastik. Mereka menyebut partikel ini berasal dari aktivitas manusia seperti serat pakaian sintetis, debu kendaraan, pembakaran sampah plastik, dan degradasi plastik di udara terbuka.
Fenomena ini terjadi karena partikel plastik terbawa angin dan turun bersama hujan dalam proses yang disebut atmospheric microplastic deposition.
Mikroplastik sendiri berukuran sangat kecil sehingga mudah terhirup atau masuk lewat makanan dan minuman. Bahayanya berasal dari kandungan bahan kimia beracun seperti ftalat, BPA, dan logam berat, serta kemampuannya mengikat polutan udara.
Secara global, mikroplastik diketahui dapat memicu stres oksidatif, gangguan hormon, hingga kerusakan jaringan, serta mencemari ekosistem air yang akhirnya kembali ke tubuh manusia melalui rantai makanan.
(Pikiran Rakyat)















