Media Berkemajuan

21 November 2024, 21:29

Tanggapi Kisruh Rempang, LHKP Muhammadiyah Gelar Aksi Solidaritas

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Aksi solidaritas dan doa bersama untuk warga Rempang, Batam, Kepulauan Riau. [Foto: muhammadiyah.or.id]

Jakarta, mu4.co.id – Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bersama sejumlah organisasi sipil lainnya menggelar aksi solidaritas dan berdoa bersama untuk warga Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Jumat (15/9) malam.

Aksi solidaritas ini digelar di pelataran Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya Nomor 62, Jakarta Pusat. 

Turut hadir Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) dan lainnya.

Baca juga: Sikap NU dan Muhammadiyah Soal Rusuh Pulau Rempang

Acara dimulai dengan menyalakan puluhan lilin sebagai tanda harapan. Setiap perwakilan organisasi sipil secara bergantian menyampaikan refleksi mereka terhadap rencana penggusuran di Rempang.

“Refleksi ini untuk mengatakan kita masih ada, rakyat ada, kedaulatan rakyat masih ada dan kita semua menjadi saksi dan itu amat berat. Sebagian dari kita mungkin mengaku aktivis dan intelektual dan itu berat tugasnya untuk menjadi saksi,” kata Wakil Ketua Bidang LHKP PP Muhammadiyah, Widhyanto Muttaqien.

Konflik Agraria Rempang sendiri menurutnya bukan bagian terpisah melainkan rentetan dari banyak pelanggaran kemanusiaan yang selama ini telah terjadi di Papua, Wadas, Air Bangis, dan berbagai daerah di Indonesia.

Baca juga: Usai Bentrok di Pulau Rempang, LAM Riau Terbitkan Maklumat

Ia menyerukkan agar semua elemen masyarakat menolak penggusuran warga dari tanah yang telah ditinggalinya.

Widhyanto juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendoakan warga Pulau Rempang.

Lebih lanjut, ia mengatakan Muhammadiyah akan memfasilitasi pembentukan posko kemanusiaan di Gedung Dakwah Muhammadiyah.

“Kita berencana akan membentuk posko kemanusiaan di sini,” kata Widhyanto di mimbar.

Sementara itu, perwakilan PGI Pendeta Fery Vernandes Hutagalung juga mengecam upaya penggusuran paksa terhadap warga Rempang. Dia pun mengajak gereja-gereja yang ada bersolidaritas.

“Mari gereja-gereja yang ada di sana juga kita beri ruang dan bersolidaritas untuk Rempang,” tutur Fery.

Ribuan warga Rempang, Batam, Kepulauan Riau terancam harus angkat kaki dari tempat tinggalnya karena akan ada pembangunan PSN Eco-city.

Baca juga: Profil Pulau Rempang di Batam yang Terancam Digusur

Proyek yang dikerjakan oleh PT Makmur Elok Graha (MEG) itu akan menggunakan lahan seluas 7.572 hektare atau sekitar 45,89 persen dari total luasan Pulau Rempang 16 hektare untuk proyek tersebut.

Ribuan warga yang menolak untuk direlokasi secara sepihak pun bertahan hingga akhirnya terjadi penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh aparat pada 7 dan 11 September 2023. Polisi melontarkan gas air mata hingga anak-anak dilarikan ke rumah sakit. Hingga saat ini, 43 orang yang menolak relokasi ditangkap dengan dituduh provokator. 

(cnnindonesia.com)

[post-views]
Selaras