Banjarmasin, mu4.co.id – Setiap orang membutuhkan tidur sebagai sarana untuk “mengistirahatkan” diri sejenak. Sehingga ia dapat mengembalikan tenaga dan pikiran untuk mengerjakan aktivitas berikutnya.
Bahkan urusan tidur ini dekat hubungannya dengan hidup dan mati, sebagaimana doa yang sering kita baca ketika menjelang tidur.
اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَأَمُوتُ
“Ya Allah! Dengan nama-Mu aku hidup dan mati.”
Tidur bisa dikatakan sebagai fase kematian singkat, hal ini dipertegas dengan doa yang sering kita baca ketika bangun tidur.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي رَدَّ عَلَيَّ رُوحِي، وَعَافَانِي فِي جَسَدِي، وَأَذِنَ لِي بِذِكْرِهِ
“Segala puji bagi Allah yang mengembalikan ruhku dan menyehatkan tubuhku serta mengizinkan ku mengingatnya.”
Baca juga: Insomnia Pada Lanjut Usia: Tips Mengatasi Masalah Tidur yang Bikin Pusing!
Hal ini diperjelas pula dalam surat Az Zumar ayat 42, yaitu:
اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا ۚ فَيُمْسِكُ الَّتِيْ قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْاُخْرٰىٓ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
“Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan.”
Sehingga begitu krusialnya waktu-waktu di saat tidur tersebut, Karenanya kita perlu meneladani bagaimana Rasulullah ﷺ melakukan aktivitas tidur.
Baca juga: Jalankan Sunnah Rasulullah, SMP Muga Terapkan Aktivitas Tidur Siang di Sekolah!
Berikut ini tuntunan sunnah yang diajarkan Rasulullah ﷺ sebelum tidur di malam hari:
1. Tidurlah di awal malam. Landasan ini didasarkan pada hadis fi’liyyah Nabi Muhammad ﷺ tentang kurang baiknya berbincang-bincang sesuatu yang kurang bermanfaat setelah waktu isya. Dari Abu Barzah: “Bahwasanya Rasulullah Saw tidak menyukai tidur sebelum salat Isya’ dan berbincang-bincang setelahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Mengambil air wudhu. Hal ini berdasarkan hadis al-Baro’ bin ‘Azib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudhulah seperti wudhu untuk salat”. (HR. Bukhari no. 247).
3. Berbaring pada sisi kanan badan. Sama dengan hadis sebelumnya, hal ini berdasarkan hadis Al Baro’ bin ‘Azib, Nabi ﷺ: “Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudhulah seperti wudhu untuk salat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu” (HR. Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710). Rasulullah ﷺ cenderung kurang menyukai tidur dengan posisi tengkurap.
4. Meniup kedua telapak tangan lalu mengucap QS. Al-Ikhlas, QS. Al-Falaq, dan QS. An-Naas, masing-masing sekali. Setelah itu usapkan kedua tangan tersebut ke wajah dan bagian tubuh yang dapat dijangkau. Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali. Amalan ini dicontohkan oleh Nabi ﷺ sebagaimana hadis riwayat dari ‘Aisyah, beliau berkata:
Nabi ﷺ ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari no. 5017).
5. Membaca Ayat Kursi. Landasan ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama menugaskanku untuk menjaga zakat Ramadan. Kemudian ada seorang penyusup yang ingin mencuri makanan. Aku pun menangkapnya dan mengatakan, ‘Aku benar-benar akan menyerahkanmu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama.’ (Kemudian perawi menceritakan hadis yang cukup panjang). Penyusup tadi mengatakan, ‘Jika engkau hendak berbaring, maka bacalah ayat Kursi, dengan demikian engkau akan senantiasa dijaga Allah dan tidak didekati setan hingga pagi hari.’ (Mendengar hal tersebut) Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda, ‘Ia telah jujur kepadamu, meski sebenarnya ia adalah seorang pendusta, (penyusup) itu tadi setan.’” (HR. Bukhari no. 2311).
6. Membaca dua ayat terakhir dari surah Al-Baqarah sebnayka 1 kali. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu menuturkan, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda,
مَنْ قَرَأَ بِالْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
“Barangsiapa yang membaca dua ayat terakhir surah Al-Baqarah di malam hari, maka hal tersebut mencukupinya.” (HR. Bukhari no. 2311)
Yakni, Allah akan menjaga orang yang mengamalkannya di malam itu.
7. Membaca doa tidur. Setelah hal-hal yang di atas dijalankan, maka pada tahap akhir sebelum akhirnya kita terlelap adalah dengan membaca doa. Landasan doa ini berasal dari hadis yang diriwayatkan oleh Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu ‘anhu, berikut doanya:
بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَحْيَا وَأموتُ
“Ya Allah, dengan nama-Mu aku hidup dan mati.” (HR. Bukhari no. 6324)
8. Atau membaca doa sebelum tidur yang lebih panjang berikut ini:
اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ : وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ ، لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ ، اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ
Allahumma aslamtu wajhii ilaik. Wa fawwadhtu amrii ilaik. Wa alja’tu dzahrii ilaik. Raghbatan wa rahbatan ilaik. La malja’a walaa manjaa minka illa ilaik. Allahumma aamantu bi kitaabika alladzii anzalta, wa bi nabiyyika alladzii arsalta
“Ya Allah, aku berserah diri kepadamu, kupasrahkan semua urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan diriku kepada-Mu, dengan harap dan takut kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan tempat menyelematkan diri dari siksa-Mu, melainkan dengan berjalan menuju-Mu. Ya Allah, aku beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dan kepada Nabi yang Engkau utus.
Jika seseorang meninggal di malam itu, maka sungguh ia meninggal dalam keadaan lurus. Dan jadikanlah doa ini sebagai akhir ucapanmu di hari itu.” (HR. Bukhari no. 6311 dan Muslim no. 2710)
9. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam juga mengajarkan sebuah doa yang dibaca menjelang tidur,
بِاسْمِكَ رَبِّ وَضَعْتُ جَنْبِي ، وَبِكَ أَرْفَعُهُ ، إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا ، وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ
Bismika Rabbi wadha’tu janbi. Wa bika arfa’uh. In amsakta nafsii farhamha wa in arsaltaha fahfadzha bimaa tahfadzu bihi ibaadakas shaalihin
“Ya Allah, dengan nama-Mu aku meletakkan lambungku. Dan dengan nama-Mu aku bangun darinya. Jika Engkau menahan ruhku, berilah rahmat kepadanya. Dan jika Engkau melepasnya, maka peliharalah sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang saleh.” (HR. Bukhari no. 6320 dan Muslim no. 2714)
10. Pernah pula suatu ketika Rasulullah ﷺ mengajarkan doa sebelum tidur lainnya yang dengan membacanya akan hilang lelah dan penat karena bekerja seharian. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, tatkala Fathimah radhiyallahu ‘anha datang kepada Nabi ﷺ meminta seorang pelayan, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab,
أَلَا أُخْبِرُكِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكِ مِنْهُ ، تُسَبِّحِينَ اللَّهَ عِنْدَ مَنَامِكِ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ ، وَتَحْمَدِينَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ ، وَتُكَبِّرِينَ اللَّهَ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ
“Maukah kuberitahukan hal yang lebih baik dari permintaanmu itu? Bacalah tasbih sebelum tidur sebanyak 33 kali, tahmid 33 kali, dan takbir 33 kali.” (HR. Bukhari no. 5362 dan Muslim no. 2727)
11. Adapula doa sebelum tidur yang diajarkan Rasulullah ﷺ sebagaimana diriwayatkan Hafshah radhiyallahu ‘anha menceritakan, “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika menjelang tidur beliau meletakkan tangan kanan di bawah wajah beliau sembari mengucapkan,
اللَّهُمَّ قِنِى عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ
Allahumma qinii adzaabaka yauma tab’atsu ibaadak
“Ya Allah, jagalah aku dari siksa-Mu di hari di mana kelak Engkau bangkitkan hamba-hamba-Mu.” (HR. Abu Dawud no. 5045 dan disahihkan oleh Ibnu Hajar dalam Fath Al-Baari, 11: 119)
12. Doa tidur yang diajarkan Nabi ﷺ sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya menyarankan kepada seorang laki-laki ketika hendak tidur agar membaca,
اللَّهُمَّ خَلَقْتَ نَفْسِي وَأَنْتَ تَوَفَّاهَا ، لَكَ مَمَاتُهَا وَمَحْيَاهَا ، إِنْ أَحْيَيْتَهَا فَاحْفَظْهَا ، وَإِنْ أَمَتَّهَا فَاغْفِرْ لَهَا ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ
Allahumma khalaqta nafsii wa anta tawaffahaa, laka mamaatuha wa mahyaaha, in ahyaitaha fahfadhza wa in amattahaa faghfir lahaa, allahumma inni as’aluka al-aafiyah
“Ya Allah, Engkaulah Zat yang menciptakan diriku dan yang mematikannya. Matiku dan hidupku hanya untuk-Mu. Jika Engkau menghidupkan diriku, maka jagalah. Dan jika Engkau mematikannya, maka ampunilah. Ya Allah, aku memohon keselamatan kepada-Mu.” (HR. Muslim no. 2712)
13. Masih banyak variasi doa-doa sebelum tidur yang pernah diajarkan Rasulullah ﷺ kepada para sahabatnya. Lantas apakah harus dihapal dan dibaca semua? Ulama Syekh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan doa sebelum tidur tersebut tidak harus semuanya dibaca. Akan tetapi, sesekali waktu kita dapat beralih dari jenis doa yang satu ke doa yang lain agar kita mengamalkan semua hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama. Syekh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan,
أن العبادات إذا وردت على وجوه متنوعة فإنها تفعل على هذه الوجوه، على هذه مرة، وعلى هذه مرة
“Ketika suatu ibadah disebutkan dengan beberapa versi, maka masing-masing dari semua versi di kerjakan secara bergantian.” (Shifatu Shalaatin Nabi, hal. 5)
Faidah mengamalkan semua versi tersebut agar: Pertama, mengamalkan semua sunah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Kedua, menjaga sunah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketiga, agar tidak menjadi sekedar rutinitas semata.
Itulah beberapa sunnah yang biasa dilakukan Rasulullah ﷺ setiap malam sebelum Beliau hendak tidur.