Media Utama Terpercaya

1 Juni 2025, 00:58
Search

Studi Harvard Anugerahkan Gelar Negara Terbaik di Dunia Kepada Indonesia. Dalam Bidang Apa?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Indonesia negara terbaik di dunia
Indonesia Jadi Negara Terbaik di Dunia Menurut Studi Harvard [Foto:  grid.id]

Jakarta, mu4.co.id – Sebuah studi global dari Universitas Harvard bertajuk Global Flourishing Study yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Mental Health pada tahun 2021 menganugerahkan gelar negara terbaik di dunia kepada Indonesia.

Studi yang dilakukan di 6 benua berpenghuni mencakup 22 negara dan satu wilayah (Hong Kong) tersebut membahas tentang kesejahteraan manusia. Responden diberikan pertanyaan  7 variabel yang mendefinisikan “kesejahteraan” seperti kesehatan, kebahagiaan, makna, karakter, hubungan, keamanan finansial, dan kesejahteraan spiritual.

Yang mana sebanyak 203.000 orang berbicara dalam 40 bahasa dan mencakup berbagai bangsa, budaya, ras, sejarah, dan keadaan ekonomi. Studi tersebut juga mengumpulkan data demografi seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan dan pekerjaan, pendidikan, kesehatan, kehadiran di kebaktian keagamaan, dan informasi tentang sejarah pribadi, khususnya masa kanak-kanak, termasuk keadaan keuangan keluarga dan paparan terhadap pelecehan.

Hasilnya, Indonesia keluar sebagai posisi pertama sebagai negara paling sejahtera di dunia. Meskipun Indonesia bukanlah negara terkaya, tetapi Warga Indonesia dinilai punya ruang bertumbuh karena memiliki makna, tujuan, dan hubungan yang kuat.

Berikut 5 besar negara dengan skor kesejahteraan tertinggi dalam studi Harvard dari total 22 negara:

  1. Indonesia 8,10
  2. Israel 7,87
  3. Filipina 7,71
  4. Meksiko 7,64
  5. Polandia 7,55

Baca juga: Geopark Kebumen Raih Predikat Geopark Nasional Terbaik di Anugerah Bangga Berpariwisata di Indonesia 2024

Adapun, AS berada di peringkat ke-12. Peneliti pun mengaku cukup kaget dengan hasil studi itu. Tyler VanderWeele, Professor of Epidemiology di Harvard TH Chan School of Public Health mengatakan studi ini menunjukkan bukti kuat jika kondisi keuangan semata tidak menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan.

Bahkan, Brendan Case, Direktur Asosiasi untuk Penelitian di Human Flourishing Program dan penulis makalah, menyoroti Jepang sebagai negara yang modernisasi cepatnya pasca-Perang Dunia II menjadikannya kekuatan industri global menempati posisi terbawah.

Studi menemukan bahwa meskipun Jepang memiliki tingkat harapan hidup tinggi dan kemakmuran ekonomi, masyarakatnya cenderung kurang memiliki hubungan sosial erat, seperti memiliki teman dekat, dibandingkan negara lain termasuk Indonesia. Responden cenderung tidak menjawab “ya” untuk pertanyaan apakah mereka memiliki teman dekat.

Hal ini berbalikan dengan Indonesia yang berada di peringkat lebih tinggi dalam ukuran hubungan dan sifat karakter pro-sosial, yang mendorong hubungan sosial dan komunitas.

“Kami tidak bermaksud mengatakan bahwa hasil-hasil tersebut (kekayaan, harapan hidup yang lebih panjang) tidak penting, atau bahwa kita tidak peduli dengan demokrasi, kita tidak peduli dengan pertumbuhan ekonomi, kita tidak peduli dengan kesehatan masyarakat,” kata Case, Selasa (06/05/2025).

“Tetapi menarik untuk mempertimbangkan bahwa The Global Flourishing Study menimbulkan beberapa pertanyaan penting tentang potensi tradeoff yang terlibat dalam proses tersebut,” imbuhnya.

Studi ini bersifat longitudinal dan akan terus memantau responden selama lima tahun ke depan untuk menggali lebih dalam dinamika kesejahteraan manusia.
(detik.com)

[post-views]
Selaras