Banjarbaru, mu4.co.id – Harapan Gubernur Kalimantan Selatan H. Muhidin untuk menghadirkan stadion sepak bola berstandar internasional di Kalsel kini semakin mendekati kenyataan. Pembangunan stadion ini merupakan salah satu janji kampanye pasangan Muhidin–Hasnur pada Pilkada 2024.
Meski awalnya direncanakan berlokasi di kawasan kilometer 17, Gambut, Kabupaten Banjar, namun lokasi stadion tersebut akan dipindahkan ke Banjarbaru karena beberapa pertimbangan.
Baca Juga: Bukan di Banjarbaru, Stadion Internasional Akan Dibangun di Gambut. Ini Alasannya!
Pada Selasa (2/12), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalsel menggelar sosialisasi pengadaan tanah untuk pembangunan stadion internasional di Banjarbaru. Acara yang berlangsung di Aula Dinas PUPR itu dihadiri perwakilan PUPR Kalsel, Badan Pertanahan Nasional (BPN), Pemko Banjarbaru, serta warga dan pemilik lahan yang terdampak.
Dalam sosialisasi tersebut dijelaskan bahwa stadion akan dibangun di Kelurahan Landasan Ulin Barat, Kecamatan Lianganggang, tepatnya di persimpangan Jalan Gubernur Syarkawi dan Jalan Lingkar Utara Banjarbaru, dekat Persemaian Lianganggang dan tidak jauh dari RSJ Sambang Lihum.
PUPR Kalsel menargetkan pembebasan lahan dimulai awal 2026, setelah proses persiapan yang berlangsung hingga akhir 2025. Plt Kadis PUPR Kalsel, M Yasin Toyib, menyebut lokasi tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan dari Gubernur Kalsel.
“Yang jelas kita ada studi kelayakan, ada beberapa alternatif yang disampaikan, Pak Gubernur memilih di lokasi yang ada ini,” ujar M Yasin Toyib dikutip dari Banjarmasin Post, Kamis (4/12).
Ia juga menyebutkan bahwa pembangunan stadion diperkirakan menelan biaya sekitar Rp1 triliun, dan seluruhnya ditanggung oleh Pemprov Kalsel tanpa membebani Pemko Banjarbaru.
“Untuk anggaran 100 persen dari Pemprov karena ini merupakan visi misi Pak Gubernur. Salah satu 10 program di periode Pak Gubernur dan Wagub,” jelasnya.
Dalam sosialisasi tersebut, perwakilan Pemko Banjarbaru mengingatkan agar lokasi stadion tidak berada di area hutan lindung, mengingat wilayah kota berbatasan langsung dengan kawasan tersebut.
(Banjarmasin Post)
