Jakarta, mu4.co.id – Pihak keluarga pahlawan yang berjasa menciptakan lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Wage Rudolf (WR) Soepratman meluruskan sejarah serta biografi WR Soepratman yang kini tengah simpang siur.
Hal tersebut disampaikan oleh perwakilan pihak keluarga dari garis keturunan Ngadini Soepratini (kakak ke-5 WR Soepratman), Indra Hutabarat menjelang HUT RI ke-79. Ia menyebutkan bahwa tanggal lahir WR Soepratman yang benar adalah 9 Maret 1903, bukan 19 Maret 1903.
“Mengenai tanggal lahir, tempat lahir, status agama dan tempat meninggal dan lain-lainnya yang ingin kami sampaikan pada hari ini. Karena selama ini, sampai saat ini, kan banyak berita simpang siur mengenai tempat lahir, tanggal lahir. Tanggal lahir itu banyak yang masih menuliskan tanggal 19 Maret 1903, bahwa yang sebenarnya itu bahwa 9 Maret 1903,” ungkap Indra saat jumpa pers di Jakarta Barat, Rabu (14/08/2024).
Baca juga: Peringati Hari Kemerdekaan, Siswa-siswi di Lingkup PCM Banjarmasin 4 Laksanakan Upacara Bendera!
Lebih lanjut, Indra menuturkan bahwa WR Soepratman lahir di Jatinegara, Jakarta, bukan di Purworejo, Jawa Tengah. Hal tersebut ia katakan sebab kakak pertama WR Soepratman yang bernama Roekiyem Soepratijah menjadi saksi dan melihat langsung saat adiknya lahir. “Dan tempat lahirnya itu ada di Jakarta, banyak masih yang menuliskan bahwa tempat lahirnya itu bukan di Jakarta, tapi ada yang disebut di Purworejo,” kata Indra.
“Kami bisa menyampaikan bahwa tanggal lahirnya adalah 9 Maret 1903 di Jatinegara pada saat itu berdasarkan pengakuan langsung dari Ibu Roekiyem itu adalah kakak kandung pertama dari WR Soepratman yang menyaksikan kelahiran WR Soepratman di Jatinegara,” sambungnya.
Dirinya juga menambahkan bahwa WR Soepratman adalah anak ke-7 dari 9 bersaudara, dan WR Soepratman tidak memiliki keturunan kadung karena tidak menikah. Kemudian terkait agama Indra juga mengungkapkan bahwa WR Soepratman merupakan seorang muslim, yaitu WR Soepratman meninggal pada 17 Agustus 1938 yang dimakamkan secara Islam.
“Status agama beliau WR Soepratman itu muslim hingga meninggalnya dan dikuburkan secara muslim, karena Ibu Roekiyem pada saat itu turut hadir dan memakamkan adiknya,” jelasnya.
“Kami dari pihak keluarga menyampaikan kalau sudah final, tanggal lahir, tempat lahir, dan tanggal meninggal, bahkan statusnya. Mungkin ke depan tidak ada lagi yang menuliskan selain dari apa yang diberikan kesaksian oleh kakak tertuanya,” pungkas Indra.
(cnnindonesia.com)