Jakarta, mu4.co.id – PT Shell Indonesia, anak perusahaan Shell plc, telah menyetujui pengalihan seluruh bisnis SPBU-nya di Indonesia. Kepemilikan akan dialihkan ke perusahaan patungan antara Citadel Pacific Limited dan Sefas Group.
Meskipun terjadi perubahan kepemilikan, Vice President Corporate Relations Shell Indonesia, Susi Hutapea, menegaskan bahwa merek dan produk Shell akan tetap tersedia bagi konsumen di Indonesia.
“Shell menyetujui pengalihan kepemilikan bisnis SPBU di Indonesia. Merek Shell dan produk BBM berkualitas tetap tersedia untuk pelanggan,” ungkap Susi dikutip dari CNN, Ahad (25/5).
Pengalihan ini tidak mencakup bisnis pelumas, yang tetap dikelola langsung oleh Shell Indonesia. Proses transisi kepemilikan ditargetkan selesai tahun depan, dan selama periode ini, operasional SPBU tetap berjalan normal.
Baca Juga: Imbas Kasus Pertamina, Warga Ogah Beli Pertamax Hingga Ramai Beralih Ke SPBU Shell
Shell menegaskan mereknya akan tetap hadir di Indonesia melalui perjanjian lisensi merek, yang memungkinkan mitra baru menggunakan nama Shell sesuai standar global.
“Shell menggunakan model lisensi merek untuk bisnis Mobility & Convenience di lebih dari 50 pasar di seluruh dunia, sehingga para pelanggan akan terus memiliki akses untuk menggunakan produk BBM berkualitas tinggi,” ujar Susi.
Melalui lisensi merek, mitra baru dapat mengoperasikan SPBU dengan tetap menjaga standar kualitas dan layanan Shell. Shell juga memastikan tidak ada penutupan SPBU akibat pengalihan ini, dan seluruh operasional serta tim pelayanan akan berjalan normal.
Orang Dibalik Sefas Group
Sefas Group didirikan oleh Herman Soegeng dan Ricky Roesli pada Oktober 1997. Herman Soegeng, lulusan Business Administration dari Oklahoma State University tahun 1992, dikenal sebagai pengusaha yang andal dalam dunia bisnis, menurut profil resmi perusahaan.
Ricky Roesli, rekan pendiri Sefas Group, berperan penting dalam mengembangkan perusahaan ke berbagai sektor hingga tumbuh besar seperti sekarang. Ia lulusan California University, Fresno, tahun 1993, dan kini menjabat sebagai direktur utama.
Sementara itu, Herman Soegeng menjabat sebagai komisaris atau wakil pemilik perusahaan.
Baca Juga: Daftar Megakorupsi Yang Masuk Klasemen Liga Korupsi Indonesia, Nomor 2 Pertamina
Sefas Group memulai usahanya pada 1997 melalui PT Sefas Pelindotama di Kalimantan Timur, lalu berkembang ke berbagai wilayah di Indonesia.
Kini, mereka memiliki lebih dari 20 kantor dan gudang. Salah satu pencapaian utama adalah pendirian PT Cahaya Samoedera Bersaudara pada 2013, yang menjadi distributor pelumas Shell Marine terbesar di dunia.
Selain itu, mereka juga menjalankan bisnis distribusi cairan pendingin melalui PT Blue Coolant Indonesia dan mengembangkan sektor energi hijau lewat PT Energi Hijau Samoedra Bersaudara.
(CNN, Kompas)