Myanmar, mu4.co.id – Telah dilaporkan bahwa junta militer Myanmar menjatuhkan bom di Sagaing setelah gempa bermagnitudo 7,7 mengguncang negara itu pekan lalu.
Menurut David Eubank, founder Free Burma Rangers, Angkatan Udara juga menyerang Negara Bagian Shan pada Jumat (28/3) saat gempa terjadi.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 7,7 Landa Myanmar Hingga Terasa di Thailand, Gedung Hingga Masjid Runtuh!
“Serangan udara ini merupakan tambahan dari serangan artileri dan darat di berbagai wilayah Myanmar yang terus berlanjut meskipun terjadi gempa bumi,” ujar Eubank dalam opini yang dirilis di media lokal, dikutip dari CNN, Rabu (2/4).
BBC Myanmar mengonfirmasi tujuh korban tewas akibat serangan udara di Naungcho, Negara Bagian Shan, sekitar tiga jam setelah gempa. Kelompok pro-demokrasi juga melaporkan serangan militer di Chaung-U, Sagaing, serta di perbatasan Thailand.
Sementara itu, pelapor khusus PBB untuk Myanmar, Tom Andrews, mengecam serangan udara junta di tengah bencana, yang menurutnya semakin memperparah krisis pascagempa.
“Ini betul-betul keterlaluan dan tak dapat diterima,” ujar Andrews ke BBC.
Andrews mendesak junta untuk menghentikan semua operasi militer. Sejak kudeta 2021, junta terus menyerang wilayah yang dikuasai milisi, yang beberapa di antaranya melakukan perlawanan. Mereka juga menangkap dan membunuh siapa pun yang menentang.
Sementara itu, Myanmar berduka akibat gempa dahsyat yang menewaskan 1.700 orang, melukai sekitar 3.400 korban, dan menyebabkan 300 orang hilang.
(CNN)