Media Berkemajuan

14 Desember 2024, 06:36

Setelah Diperlakukan Dengan Baik, Hamas Bebaskan Para Sandera

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Para Sandera Israel melambaikan tangan saat berpisah dengan pasukan Hamas. [Foto: Handover]

Gaza, mu4.co.id – Gencatan senjata dan pertukaran sandera dimulai. Dua sumber Hamas telah mengkonfirmasi penyerahan tawanan ke Palang Merah untuk dikembalikan ke Israel melalui Mesir.

“Setengah jam yang lalu, para tahanan diserahkan ke Palang Merah yang akan membawa mereka ke Mesir” di penyeberangan Rafah, kata salah satu sumber, dilansir Al Jazeera. “Mereka diserahkan ke pihak Mesir,” tambah sumber itu.

Militer Hamas membenarkan pernyataan tersebut dan menambahkan “Ini adalah kelompok pertama yang berdasarkan perjanjian tersebut.”

Dilansir dari Reuters, sebanyak 13 sandera pertama diperkirakan akan dibebaskan sekitar pukul 14.00 GMT ke Palang Merah dan delegasi keamanan Mesir, kemudian dibawa keluar melalui Mesir untuk dipindahkan ke Israel.

Baca juga: Selama Gencatan Senjata, Ratusan Truk Bantuan Masuk ke Gaza

Sebagai gantinya, Israel juga akan membebaskan 24 wanita dan 15 remaja di Tepi Barat yang diduduki, kata para pejabat Palestina.

Sementara itu, rekaman dari luar penjara Ofer Israel di Tepi Barat yang diduduki menunjukkan keluarga tahanan Palestina yang berkumpul masih menunggu pembebasan orang yang mereka cintai. Setidaknya 39 perempuan dan remaja laki-laki Palestina dijadwalkan dibebaskan berdasarkan kesepakatan tersebut.

Saat pembebasan sandera, beredar sebuah video yang diunggah Middle East Eye, pejuang sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam menuntun sandera dengan lembut. Pejuang Brigade Al-Qassam kemudian menyerahkan kedua wanita lansia itu kepada tim paramedis yang telah menunggu di perbatasan Rafah,

“Silakan kalian boleh pergi,” ujar seorang pejuang Brigade al-Qassam kepada kedua wanita lansia itu.

Sebelum berpisah, Lifshitz salah satu dari wanita itu bersalaman dengan seorang pejuang Brigade Al-Qassam yang telah menuntunnya. Pejuang itu mengucapkan, “Assalamualaikum”. Kemudian Lifshitz menanggapi ucapan salam itu dengan mengucap, “Shalom”.

Dua orang sandera yang dibebaskan itu kemudian dibawa ke rumah sakit di Tel Aviv untuk menjalani pemeriksaan kesehatan. 

Kepala perawat di Rumah Sakit Sourasky di Tel Aviv Eti Uziel mengatakan, kedua wanita lansia tersebut dalam keadaan yang sangat baik. Kondisi kesehatan mereka secara umum juga baik.

“Mereka dalam keadaan baik dan sedang berkumpul bersama keluarga,” ujar Uziel.

Baca juga: Ini Pernyataan Jenderal Israel Tentang Hamas

Setelah menjalani pemeriksaan dan beristirahat dengan baik, pada Selasa (24/10/2023) Lifshitz yang didampingi oleh putrinya menggelar konferensi pers. Pada konferensi pers itu, ia menceritakan bagaimana kondisi ketika dirinya ditangkap dan disandera oleh pejuang Hamas.

Lifshitz mengatakan, pada 7 Oktober ia dibawa dengan menggunakan sepeda motor ke Gaza. Ia tidak menyangka serbuan mengejutkan Hamas pada hari itu membuat situasi menjadi kacau. Ia juga mengatakan, pagar pembatas elektronik khusus yang dipasang oleh Pemerintah Israel senilai 2,5 miliar dolar AS berhasil diledakkan oleh Hamas.

“Pagar pembatas elektronik yang dipasang senilai 2,5 miliar dolar AS tidak dapat membantu (menangkis infiltrasi Hamas),” ujar Lifshitz, dikutip dari video yang diunggah Middle East Eye.

Namun terlepas dari kekacauan itu, Lifshitz mengatakan, pejuang Hamas telah merawatnya dengan baik selama dia disandera di Gaza. Lifshitz mengatakan, pejuang Hamas selalu memastikan kebersihan toilet untuk para sandera. Bahkan mereka membersihkan toilet untuk para sandera.

“Mereka memastikan kebutuhan kami terpenuhi. Bahkan mereka membersihkan toilet untuk kami. Mereka sangat ramah, ini harus dikatakan,” ujar Lifshitz.

Lifshitz mengatakan, pejuang Hamas selalu memberikan mereka makanan yang baik. Para sandera diberikan makanan seperti yang dimakan oleh pejuang Hamas.

Baca juga: Gencatan Senjata Dilakukan, Israel Tetap Tembaki Warga Gaza

“Mereka memastikan kebersihan kami, memberi kami makanan. Kami mendapatkan makanan seperti yang mereka makan, seperti roti pita, keju, dan timun,” ujar Lifshitz yang berbicara sambil menahan tangis.

Lifshitz mengatakan, dia berada dalam satu ruangan dengan lima sandera lainnya dan dijaga oleh pejuang Hamas. 

Ia juga menyebut para sandera kerap mengobrol santai dengan pejuang Hamas yang menjaga mereka. Namun para sandera tidak mau membicarakan tentang politik. Pejuang Hamas menuruti permintaan Lifshitz dan lima sandera lainnya. 

Menurutnya, para sandera dan pejuang Hamas bericara panjang lebar tentang apapun, kecuali politik.

“Kami bilang jangan politik. Jangan membicarakan tentang politik. Kemudian kami berbincang tentang apa saja. Mereka sangat ramah,” kata Lifshitz. 

Sumber: Republika.co.id Sindonews.com

[post-views]
Selaras