Malam itu saya bersama teman-teman menuju salah satu rumah warga yang dikabarkan lumpuh dan terdapat luka di belakang punggung. Kebetulan pasien tersebut juga seorang mualaf di rumah tersebut, namun orang tua dan saudaranya yang tinggal serumah masih beragama Kaharingan.
Dari hasil wawancara dan pemeriksaan yang saya lakukan, pasien tersebut mengalami trauma tertimpa batu besar 2 tahun yang lalu dan kemungkinan menyebabkan cedera tulang belakang. Berdasarkan pemeriksaan yang saya, terdapat bekas operasi tulang belakang namun luka operasinya sudah kering. Menurut penuturan keluarga, operasi dilakukan di salah satu rumah sakit swasta di Banjarmasin oleh dokter orthopedi konsultan spine (tulang belakang).
Permasalahannya sekarang menurut saya adalah edukasi yang belum maksimal. Dengan kondisi kaki yang masih lumpuh dan terasa kebas mulai dari punggung bawah menuju tungkai menyebabkan pasien ketergantungan total dengan orang lain untuk beraktivitas.
Masalah lain adalah terjadinya luka akibat tekanan di kulit (ulkus dekubitus) dimana luka tersebut dalam mencapai daerah otot. Dari pemantauan saya, sebenarnya pasien tersebut sudah dibekali oleh kasur anti tekanan (kasur dekubitus), namun kondisinya rusak (sudah kempes) mungkin karena tertusuk benda tajam.
Saat pemeriksaan tersebut saya ditemani oleh kawan-kawan PWPM Kalsel, ketua PDPM HSS, HST, Tapin, Ustadz I’im dan salah seorang warga Kamawakan. Saya merekomendasi beberapa hal untuk membantu warga tersebut baik kepada internal kawan-kawan PDPM HSS dan Lazismu HSS maupun ekternal kepada warga di Kamawakan.
Rekomendasi tersebut antara lain perlu bantuan transportasi agar rutin mengunjungi RS terdekat karena pasien tersebut sebaiknya dilakukan fisioterapi agar otot dan sendi tidak menjadi kaku serta merangsang pertumbuhan saraf agar diharapkan lumpuhnya dapat membaik suatu saat. Kepada kawan-kawan PDPM HSS dan Lazismu perlu membantu dalam hal pergantian kasur dekubitus yang rusak tersebut, menyediakan obat-obatan rutin yang telah diresepkan dokter dan perawatan luka. Kalau perlu ada petugas care giver yang bisa didatangkan seminggu sekali untuk melatih mobilisasi agar luka cepat membaik.
Sekembalinya dari rumah warga tersebut, kami balik ke masjid Istiqamah sambil berjalan kaki ditemani gerimis hujan, sambil menikmati pemandangan alam yang sangat indah, derasnya aliran sungai, dinginnya hembusan angin yang mengenai kulit, sungguh suasananya yang tidak akan bisa didapatkan setiap saat.
“Pian kalau bejalan sedikit lagi ke atas, pacang betamuan lawan air terjun. Bagus banar,” ucap salah satu warga yang menemani dengan logat khas Dayak pegunungan.
Sesampai di Masjid waktu sudah menunjukkan pukul 22:30 WITA, namun rombongan mobil Lazismu Tanah Bumbu belum datang beserta Rezky Febrianor dan Syaifullah. Wah, pikiran saya sudah kemana-mana karena khawatir sebab medan yang dijalani sangat ekstrim dimana jalan semen yang dilewati lebarnya pas dengan lebar ban, sehingga salah setir sedikit saja ban bisa slip ke bawah padahal samping kanan adalah jurang. Namun kawan-kawan menenangkan dan mengatakan bahwa insya Allah mereka aman-aman saja, cuma karena medan yang ekstrim sehingga perjalanan memakan waktu lebih lama.
Dan benar saja, pukul 23:15 WITA rombongan mobil kawan-kawan Tanah Bumbu sampai di tempat beserta 5 motor yang membawa masing-masing penumpang. Perjalanan memandu mobil sampai ke sini mencapai 1,5 jam karena jalan licin dan gelap. Bagi saya tidak masalah yang penting selamat diperjalanan.
Pukul 23.45 WITA resmi dimulai acara Refleksi Akhir Tahun Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Selatan dan Membuka Acara Bakti Sosial yang akan dilaksanakan besok. Acara refleksi berlangsung dengan khidmat dan lancar sampai pukul 01:00 WITA, Senin 26 Desember 2022.
Acara refleksi akhir tahun yang berjalan dengan lancar
Berhubungan padatnya kegiatan saya di Banjarmasin pada hari Senin, 26 Desember 2022, maka selepas subuh saya, Rezky Febrianor dan Syaifullah balik ke Banjarmasin diantar kembali oleh tim penjemput menuju mobil yang terparkir di SDN Loklahung yang merupakan ujung jalan Loksado yang bisa dilewati oleh mobil kami.
Sedangkan kawan-kawan yang bertahan di desa Kamawakan masih melanjutkan acara bakti sosial pagi sampai siang yang merupakan salah satu media dakwah kepada warga bahwa Islam adalah agama damai, cinta kasih dan senang membantu.
Sebagian rombongan PDPM Hulu Sungai Utara beserta ketuanya Sahlipani menyusul datang ke desa Kamawakan dengan bertolak dari Amuntai subuh hari. Selain itu kawan-kawan yang punya keterampilan medis yang merupakan bantuan dari PDPM HSS juga melakukan acara pemeriksaan Kesehatan kepada warga yang hadir untuk diperiksa. Terima kasih kepada seluruh kawan-kawan sehingga acara ini terlaksana dengan lancar.
Fastabiqul khairat…
(Selesai)