Jakarta, mu4.co.id – Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia (BSI), Hery Gunardi, menyatakan bahwa penggunaan kotak amal berbasis QRIS telah membantu masjid di seluruh Indonesia mengumpulkan dana hingga Rp6,24 triliun.
Transformasi dari donasi tunai ke digital ini memungkinkan dana langsung masuk ke rekening bank, sehingga lebih aman dan efisien.
“Sekarang itu (kotak amal masjid) pakai QRIS, kotak diberi barcode QRIS. (Beramal) pakai mobile banking, payment system, dan lain-lain,” ucap Hery dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, dikutip dari CNN pada Sabtu (16/11).
“Sehingga sekarang masjid ini di bawah Dewan Masjid bisa mengumpulkan dana yang cukup besar. Sekarang dana yang terkumpul di masjid (se-Indonesia) itu sekitar Rp6,24 triliun,” lanjutnya.
Hery menjelaskan bahwa digitalisasi kotak amal di masjid muncul untuk mengatasi keterbatasan infak akibat desain kotak amal konvensional. Dengan QRIS, potensi infak meningkat signifikan, contohnya dana yang terkumpul dari salat Jumat, bisa mencapai Rp300 miliar per masjid.
Baca Juga: BI Gratiskan Biaya Transaksi QRIS Untuk UMKM. Mulai Kapan?
“Bisa bayangkan, katakan gini, salat Jumat. Penduduk Indonesia muslim katakan 210 juta, separuhnya adalah perempuan, 110 juta. Separuhnya lagi anak kecil, 50 juta,” tuturnya.
“Katakan yang salat Jumat hanya 30 juta (pria muslim). Jadi, sekali salat Jumat kalau nyumbangnya gak usah banyak-banyak, Rp100 ribu saja, itu kan sudah Rp300 miliar … Belum lagi salat biasa (amal saat salat lima waktu),” ucap Hery.
Wakil Ketua Komisi VI DPR, Nurdin Halid, mengoreksi perhitungan Hery Gunardi terkait infak salat Jumat, menyatakan rata-rata sumbangan per jemaah sebesar Rp10 ribu, bukan Rp100 ribu.
“Masjid itu buka rekening di BSI, jadi itu kembali ke pengelola masjidnya. Jadi, ada rekening masjid dikelola oleh pengelola masjid. Nah, uang (amal) itu kembali ke sana semuanya,” jawab Hery.
(CNN)