Jakarta, mu4.co.id – Dibalik rencana Presiden Jokowi membangun Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan ternyata tidak ingin terikat dengan peninggalan kolonial Belanda.
Kota Jakarta menjadi perbincangan masyarakat karena statusnya yang sebagai Ibu Kota negara kini sudah lenyap sejak 15 Februari 2024.
Perubahan status ini terjadi karena pengesahan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 mengenai IKN, yang mengakhiri masa Daerah Khusus Ibukota (DKI) yang sebelumnya dipegang oleh Jakarta.
Presiden Joko Widodo mengungkapkan alasan di balik pembangunan Istana Presiden di IKN. Baginya, pemindahan Ibu Kota ke IKN adalah langkah penting untuk memastikan Indonesia memiliki Istana Presiden yang mencerminkan kebanggaan dan martabat bangsa, tanpa terikat dengan masa kolonial.
“Memang kita ingin memiliki gedung (Istana) Presiden yang bukan peninggalan dari kolonial,” ucap Jokowi, dikutip dari Ayo Bandung, Ahad (10/3).
Baca Juga: NASA Tunjukkan Foto Proyek IKN dari Satelit, Begini Penampakannya!
Jokowi menyebut Indonesia memiliki enam bangunan Istana Kepresidenan yang megah. Salah satunya adalah Istana Negara, yang dulunya dikenal sebagai Istana Rijswijck. Awalnya, istana ini adalah kediaman peristirahatan di luar kota yang dimiliki oleh pengusaha Belanda, J.A. Van Braam, yang dibangun pada tahun 1796 pada masa VOC
“Istana Kedua di Batavia yang terletak di Selatan Rijswijck adalah Istana Merdeka alias Paleis te Koningsplein yang dibangun oleh Gubernur Jenderal keturunan Inggris, James Loudon pada 1873,” ucap Jokowi.
Jokowi juga menekankan bahwa di wilayah Pasundan, terdapat dua istana yang menarik perhatian seperti Istana Bogor dan Istana Cipanas.
Istana megah ini merupakan hasil dari visi Gubernur Jenderal Gustaf Wilhelm von Imhoff, keturunan Jerman, yang lebih tua daripada istana di Batavia. Di Bali, satu-satunya Istana yang dibangun setelah kemerdekaan Indonesia adalah Istana Tampaksiring di Gianyar.
“Presiden Soekarno sebagai pemrakarsa, mengkomunikasikan dengan arsitek RM Soedarsono agar Istana baru ini memadukan gaya arsitektur Modern dan Tradisional Bali,” pungkasnya.
Jokowi juga berkeinginan untuk mendirikan Ibu Kota Baru dengan menggunakan bahan-bahan produk lokal serta melibatkan tenaga kerja dari kalangan anak-anak bangsa sendiri.
Sumber: Ayo Bandung