Media Utama Terpercaya

28 Oktober 2025, 13:58
Search

Riset BRIN: Hanya 0,5 Persen Air Permukaan di IKN, Krisis Air Bersih Jadi Ancaman

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
IKN
IKN. [Foto: kemenparekraf.go.id]

IKN, mu4.co.id – Ibu Kota Nusantara (IKN) menghadapi tantangan serius tak hanya pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga krisis air bersih. Riset terbaru menunjukkan hanya 0,5 persen air yang tersedia di permukaan, sementara sisanya tersimpan dalam vegetasi atau kawasan non air. 

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laras Tursilowati, menekankan pentingnya temuan ini di tengah target pemindahan ibu kota politik pada 2028.

“Hasil ini bisa dianggap sebagai warning bagi pemangku kebijakan. Air yang benar-benar terlihat di permukaan hanya 0,5 persen. Angka ini tentu jauh dari ideal untuk menopang kebutuhan kota,” ungkap Laras dikutip dari inilah.com, Kamis (16/10).

Baca Juga: Presiden Prabowo Tetapkan IKN Jadi Ibu Kota Politik Mulai 2028 Lewat Perpres 79/2025!

Kajian berbasis data satelit dan metode Artificial Neural Network (ANN) dengan akurasi 97,7 persen menunjukkan keterbatasan air di IKN. 

Laras Tursilowati menjelaskan, meski sudah ada danau buatan, volumenya masih kecil untuk kebutuhan jangka panjang, sehingga perlu penambahan cadangan air lewat embung atau waduk kecil. Kondisi tanah rawa dan gambut serta pesatnya pembangunan non hijau memperparah risiko kelangkaan karena air gambut memerlukan proses pengolahan yang rumit dan mahal. 

Baca Juga: Pakistan Tertarik Investasi di IKN, Fokus pada Bidang Ini!

Laras menegaskan, penanganan masalah air di IKN harus menyeluruh dengan kerja sama lintas disiplin, meliputi kajian hidrologi, konservasi lahan, dan pembangunan infrastruktur air.

“Ini bukan sekadar isu teknis, tapi menyangkut biaya besar yang harus dihitung secara matang. Pembangunan ibu kota tidak boleh hanya fokus pada infrastruktur fisik, tetapi juga ekologi,” ujar Laras.

“Air bisa jadi rebutan jika tidak ada pengelolaan yang bijak. Kesadaran untuk menghemat dan tidak mencemari air harus dibangun sejak awal,” lanjutnya.

(inilah.com)

[post-views]
Selaras