Kairo, mu4.co.id – Perbatasan Mesir, Taba menjadi pelarian ribuan warga Israel dan warga negara asing, termasuk diplomat dan staf internasional, saat serangan rudal Iran menargetkan lokasi strategis Israel dan ketika wilayah udara tempat tersebut menghadapi penutupan berkala.
Mereka menyeberang ke Mesir melalui penyeberangan Taba dan Sharm, menginap satu atau dua malam di hotel, dalam beberapa hari terakhir, sebelum terbang melalui bandara Sharm el-Sheikh ke Eropa atau tujuan lain.
Salah seorang warga Israel menyatakan kepuasan mereka terhadap situasi tersebut di media sosial. “Kami merasa sangat aman di (hotel) Sinai. Ini adalah pilihan perjalanan yang sangat baik. Kembalilah hidup terus berjalan, bahkan selama perang,” ungkap pemukim Israel, Guy Shilo.
Namun, seorang pejabat pariwisata Iran mengatakan lonjakan hunian hotel tidak membawa banyak manfaat ekonomi bagi Mesir. “Ini pada dasarnya adalah pemesanan palsu. Warga Israel hanya menginap satu atau dua malam sebelum terbang ke tempat lain. Taba dan Sharm hanyalah titik transit,” katanya.
Baca juga: Disebut Sebagai Pembalasan, Iran Serang Pangkalan Militer AS di Qatar!
Sikap pemerintah Mesir yang menerima pengungsi Zionis itu pun memicu gelombang kemarahan publik. Warga Mesir mempertanyakan masalah keamanan nasional dan kedaulatan negara. Mereka juga kesal dengan diskriminasi terhadap warga Palestina ketika ditolak masuk saat menghindari pengeboman militer Zionis di Gaza.
Diketahui, Kedutaan asing di Kairo telah berkoordinasi dengan pemerintah Mesir untuk memastikan evakuasi yang aman. “Kementerian Luar Negeri Mesir menangani permintaan evakuasi dengan profesionalisme tinggi, menyediakan koridor aman dengan koordinasi bersama badan keamanan. Respons cepat Mesir mencerminkan kesadaran akan sensitivitas situasi dan pentingnya perannya dalam de-eskalasi regional,” sebut sumber diplomatik Eropa, Senin (23/06/2025).
Meskipun ada koordinasi resmi tersebut, kehadiran pengungsi Zionis Israel telah memicu kemarahan di kalangan warga Mesir.
Para kritikus pun melihat kehadiran warga Israel tersebut tidak dapat diterima, terutama saat pengeboman Israel terus berlanjut di Gaza dan Tepi Barat.
“Apakah warga Mesir menyadari bahwa warga Israel menikmati hak istimewa wisata khusus di wilayah Mesir? tidak ada negara lain yang menikmati pengecualian seperti itu” ungkap Mohamed Saif Al-Dawla, pendiri Egyptians Against Zionism.
“Bahaya sebenarnya bukan hanya hak istimewa hukum, tetapi pelanggaran keamanan, spionase, dan perekrutan lunak yang terjadi di tanah kami,” sambungnya.
(sindonews.com)