Sumedang, mu4.co.id – Golden Berry atau ciplukan, buah asal Andes, daerah pegunungan yang membentang di pantai barat Amerika Selatan, kini populer dalam bentuk kering karena rasa manis asamnya dan kandungan nutrisi tinggi, termasuk antioksidan, vitamin A, B, C, E, dan K1, serta mineral esensial.
Dilansir dari CNBC pada Selasa (26/11), golden berry kaya akan manfaat kesehatan seperti antioksidan dan fitosterol yang berpotensi melawan kanker, hepatitis, dan rematik. Dalam kuliner, ciplukan kering digunakan sebagai snack sehat atau campuran makanan.
Baca Juga: Minyak Jelantah Miliki Nilai Ekonomis Tinggi, Diekspor Ke Vietnam Hingga Brasil
Di Indonesia, buah ini tumbuh di iklim tropis seperti di Pamulihan, Sumedang, Jawa Barat, dengan suhu rata-rata 24,7°C dan curah hujan tinggi. Budi daya lokal pun mulai berkembang untuk memenuhi permintaan global.
Indonesia mengekspor ciplukan kering ke lima negara seperti Vietnam, AS, Thailand, China, dan Singapura. Vietnam memimpin dengan nilai ekspor US$ 1,11 juta dan volume 306.109 kg, diikuti AS dan Thailand.
Ciplukan kering populer karena tren gaya hidup sehat. Di AS, harganya US$15-20 per pound (sekitar Rp314.000) dan digunakan dalam granola serta snack organik. Sedangkan di Thailand dan Vietnam, ciplukan diolah menjadi teh herbal dan camilan.
Vietnam dan Thailand mudah mengakses pasar Indonesia karena hubungan dagang erat. Sedangkan AS dan China tertarik karena tren makanan sehat. Di Singapura, sebagai hub perdagangan Asia Tenggara, permintaan ciplukan kering cukup stabil karena tingginya daya beli masyarakat.
Ciplukan kering memiliki potensi besar untuk berkembang, didukung budi daya lokal yang meningkat, menjadikan Indonesia salah satu pemasok utama golden berry kering di dunia.
(CNBC)