Media Berkemajuan

22 November 2024, 13:53

RI Bakal Punya Pembangkit Nuklir, Beroperasi Pada 2030

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir. [Foto: tripadvisor.com]

Jakarta, mu4.co.id – Pada 2030 nanti pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pertama di Indonesia akan beroperasi. Rencananya PLTN akan dibangun di Pulau Gelasa, Kepulauan Bangka Belitung.

PT Thorcon Power Indonesia yang mengembangkan proyek tersebut. Chief Operating Officer ThorCon Power Indonesia, Bob S Effendi mengatakan pemotongan baja pertama untuk proyek ini dilaksanakan pada November 2024.

Baca juga: PLTS Terbesar di Asia Tenggara, Bulan Depan Resmi Beroperasi

“Kita launching 2024, first cutting steel, pemotongan steel pertama ditargetkan November 2024 kita sudah mulai cutting steel,” katanya dikutip dari detikfinance, Kamis (19/10/2023).

Ia menyebut proyek tersebut akan menerima investasi US$ 900 juta atau Rp14 triliun (kurs Rp 15.700). Nilai investasi ini turun dari rencana awal, US$ 1,2 miliar atau Rp 18,8 triliun.

“Kita akan membangun investasi sendiri tanpa APBN, dan kita menjual listrik bersaing dengan batu bara dan kita akan membangun pabrik,” katanya.

Baca juga: Habiskan Dana 19,9 Triliun, Inilah PLTS Hibrida Terbesar di Asean

Pihaknya menekankan, proyek ini dibangun tanpa APBN dan akan beroperasi mulai 2030.

“Kita targetkan 2030 itu yang pertama sudah bisa operasi,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan nuklir merupakan energi yang terbukti di dunia menurunkan emisi. Selain itu, nuklir merupakan kontributor kedua penyumbang energi bersih.

Baca juga: PLTA Terbesar se-Asia Tenggara Akan Dibangun di Kalimantan Utara. Hasilkan Listrik 9000 MW!

“Dalam sejarah selama 50 tahun nuklir itu telah menurunkan 55 giga ton CO2. Ini adalah terbesar dalam sejarah, tidak ada satu jenis energi menurunkan 55 giga ton CO2,” katanya.

Nuklir juga merupakan kontributor nomor dua terbesar setelah hidro yang memberikan kontribusi terhadap energi bersih.

Sumber: detikfinance.com

[post-views]
Selaras