Riyadh, mu4.co.id – Sekjen Rabithah Alam Islami, Sheikh Mohammed Al-Issa, menerima kunjungan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan rombongan di kantor Rabithah di Riyadh, Senin (1/12). Dalam pertemuan itu, Al-Issa mengapresiasi peran Muhammadiyah yang dinilai konsisten dalam dakwah pembinaan akidah dan akhlak, serta memajukan bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi.
“Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang besar, dengan usaha-usaha dakwah yang besar pula, berasal dari negeri Muslim terbesar. Indonesia sendiri merupakan negeri yang besar dan memiliki peran penting dalam dunia Islam,” ujar Al-Issa dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, Jum’at (5/12).
Al-Issa menyoroti Zayed Award yang diterima Muhammadiyah pada 2024 sebagai bukti kontribusi besar organisasi ini di tingkat nasional dan global. Ia juga menegaskan dukungan penuh Rabithah Alam Islami terhadap upaya Muhammadiyah dalam menyebarkan pemahaman Islam wasathiyah (moderat) di tengah tantangan global, termasuk meningkatnya Islamofobia.
“Kami terus mendorong dan mendukung peran Muhammadiyah dalam menyebarkan nilai-nilai Islam wasathiyah di tingkat global, sebagai respons atas berbagai tantangan dan kesalahpahaman terhadap Islam,” ucapnya.
Sementara itu, Haedar Nashir menyampaikan terima kasih atas konsistensi Rabithah Alam Islami dalam menjaga ukhuwah Islamiyah dan menyebarkan moderasi Islam. Ia juga memaparkan berbagai upaya Muhammadiyah di bidang keagamaan, pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan penguatan langkah internasionalisasi.
“Kami berharap kerja sama erat antara Muhammadiyah dan Rabithah Alam Islami dapat terus ditingkatkan dalam menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks,” kata Haedar Nashir.
Baca Juga: Museum Muhammadiyah Raih Penghargaan Bergengsi IMA 2025 Kategori Museum Cerdas!
Haedar menjelaskan bahwa untuk merespons Islamofobia, Muhammadiyah mengedepankan pendekatan kultural dan pendidikan, dengan menampilkan Islam sebagai agama yang damai, maju, dan membawa rahmat bagi semua.
Salah satu wujud konkretnya adalah pendirian Muhammadiyah Australia College di Melbourne, sebuah sekolah Islam modern dan inklusif yang menunjukkan bahwa Islam dapat tumbuh di tengah masyarakat plural, demokratis, dan menghormati hak asasi manusia.
“Islam bukan agama yang mengancam siapa pun, dan bukan pula agama yang antikemajuan. Muhammadiyah menghadirkan Islam berkemajuan yang berlandaskan tauhid, rujukan pada Al-Qur’an dan Sunah, menghidupkan tajdid dan ijtihad, mengembangkan wasathiyah, serta mewujudkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” jelas Haedar.
(Muhammadiyah)













