Banjarmasin, mu4.co.id – Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Kalimantan Selatan kembali melakukan langkah nyata melalui pelaksanaan Pelatihan Muballighat Nasyiatul Aisyiyah (PMNA), di Balai Pelatihan Manajemen dan Pemberdayaan (BPMP) Provinsi Kalsel, Banjarbaru, selama tiga hari, di bulan September 2025 lalu.
Kegiatan tersebut berlangsung penuh khidmat dan semangat dakwah, di tengah semangat membangun generasi perempuan Muslimah yang berilmu, berakhlak, dan berdaya. Semangat para peserta sangat besar, di sanalah terlihat betapa tangguhnya para kader muballighat NA. Mereka datang bukan hanya membawa tas, tetapi juga tekad untuk menjadi penyambung risalah Ilahi di tengah masyarakat.
Melalui kegiatan tersebut, terungkap bahwa NA Kalsel menyimpan potensi luar biasa, para peserta tidak hanya bersemangat, tetapi juga memiliki kapasitas intelektual yang mumpuni. Bahkan, beberapa di antaranya telah menyelesaikan studi S1 di universitas ternama di Timur Tengah. Mereka bukan sekadar calon penceramah, melainkan calon da’iyah yang siap menghadirkan dakwah yang berbasis ilmu, kontekstual, dan penuh hikmah.
“Perkaderan adalah masa depan organisasi. Baik itu formal maupun nonformal, keduanya saling menguatkan. Dan Alhamdulillah, dua dari tiga sistem perkaderan NA—formal dan nonformal, telah kami laksanakan dengan baik tahun ini,” kata Ketua PWNA Kalsel, Aziza Fitriah, Kepada mu4.co.id, Senin (20/10/2025).
Baca juga: Lahirkan Kader Tangguh: PWNA Kalsel Gelar Rangkaian Kegiatan Perkaderan
Diketahui, NA memiliki tiga pilar perkaderan yakni formal (seperti LINA dan DANA), nonformal (seperti PMNA), dan informal, yang kini sedang dalam tahap penyusunan oleh PWNA Kalsel.
“Insya Allah, program perkaderan informal akan kami kemas dengan pendekatan yang sedikit berbeda, lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari kader, namun tetap dalam bingkai nilai-nilai Nasyiah,” ungkap Sekretaris PWNA Kalsel, Wahyunah, yang turut mendampingi.
Kehadiran PMNA itu pun bukan hanya soal pelatihan teknis berdakwah, menyusun khutbah, mengelola suara, atau membaca kitab, tetapi juga ruang untuk memperkuat identitas, memperdalam komitmen, dan membangun jaringan sesama perempuan muda yang ingin berkontribusi bagi umat.
Di sini, setiap peserta bukan hanya belajar menjadi muballighat, tapi juga menjadi pemimpin, pendidik, dan agen perubahan. Dengan semangat “Bergerak Bersama, Berkemajuan Bersama”, PWNA Kalsel terus membuktikan bahwa jarak bukan penghalang, dan kader muda perempuan adalah aset berharga bagi masa depan dakwah dan peradaban.
Dan kisah ini belum usai. Masih ada babak berikutnya, perkaderan informal, yang akan segera hadir, mengalir dalam irama kehidupan sehari-hari, namun tetap berakar pada nilai-nilai Islam berkemajuan.














