Media Utama Terpercaya

5 Agustus 2025, 20:58
Search

Prof. Herry S. Utomo Jadi Profesor Tetap di AS, Ciptakan Beras Tinggi Protein Pertama di Dunia!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Prof Herry S. Utomo Jadi Profesor Tetap di Amerika Serikat
Prof. Herry S. Utomo Jadi Profesor Tetap di Amerika Serikat [Foto: prasetya.ub.ac.id]

Malang, mu4.co.id – Prof. Ir. Herry S. Utomo, MS, PhD, putra asli asal Malang lulusan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya berhasil menjadi profesor tetap atau tenured professor  di Louisiana State University (LSU), Baton Rouge, Louisiana, Amerika Serikat (AS).

Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Pertanian UB, ia melanjutkan studi magister di University of Kentucky, kemudian meraih gelar doktor di Louisiana State University (LSU) dengan beasiswa penuh, disana ia juga mendapatkan anugerah gelar F. Avalon Daggett Endowed Professor, sebuah penghargaan terhormat yang hanya diberikan kepada akademisi dengan pengaruh ilmiah dan sosial luar biasa.

Melalui proses pascadoktoral dan seleksi akademik terbuka yang sangat kompetitif, ia berhasil diangkat menjadi asisten profesor. Perjalanan kariernya berlanjut dengan promosi sebagai profesor madya, hingga akhirnya ditetapkan sebagai profesor penuh pada tahun 2017.

“Saya tidak pernah membayangkan bisa meraih gelar profesor tetap di universitas negeri Amerika. Semua itu saya capai melalui proses panjang bukan hanya soal kecerdasan, tapi ketekunan, karakter, dan komitmen untuk terus berkembang. Jabatan ini adalah bentuk tanggung jawab, bukan semata-mata prestise,” ungkap Herry dilansir dari laman prasetya.ub.ac.id, Selasa (05/08/2025).

“Saya selalu percaya bahwa setiap ilmu harus dikembalikan kepada masyarakat. Ilmu yang hanya berhenti di jurnal tidak cukup. Harus ada nilai manfaat yang bisa dirasakan banyak orang, terutama bagi bangsa sendiri,” lanjutnya.

Baca juga: Komandan Upacara HUT Bhayangkara Ini Miliki Gelar Profesor dan Guru Besar di Universitas Muhammadiyah!

Adapun salah satu inovasi monumental dari Prof. Herry adalah keberhasilannya dalam menciptakan varietas padi tinggi protein pertama di dunia yang dinamakan Cahokia Rice. Ia bersama timnya mengembangkan varietas itu melalui proses mutasi alami (non-GMO), menghasilkan beras dengan indeks glikemik rendah dan kadar protein 50 % lebih tinggi dibandingkan varietas biasa. Varietas ini telah dipatenkan dan saat ini sudah dipasarkan secara komersial di Amerika Serikat.

“Cahokia Rice bukan hanya inovasi sains, tapi juga misi kemanusiaan. Kami ingin menciptakan solusi pangan yang sehat, alami, dan dapat membantu mengatasi masalah kekurangan gizi global, terutama protein. Kami memilih jalur non-GMO karena ingin menghasilkan varietas yang bisa diterima luas oleh masyarakat, tanpa keraguan akan rekayasa genetik. Inovasi ini juga menunjukkan bahwa sains bisa bergerak sejalan dengan kearifan lokal dan kesehatan masyarakat,” ungkap Prof. Herry.

Selain itu, Beras Cahokia juga memiliki keunggulan agronomis: umur pendek, tahan terhadap penyakit jamur Pyricularia grisea, berbulir panjang, serta mampu dipanen hingga 7.560 kg/ha. Produksinya bahkan mampu menghasilkan hingga 150 kg protein murni per hektar, setara dengan 550 kg daging atau 4.500 liter susu. Jika varietas ini ditanam secara luas di Indonesia, maka dapat berkontribusi terhadap tambahan asupan protein nasional hingga 1 juta ton per tahun, atau setara dengan 3,6 juta ton daging.

Dirinya pun berharap kehadiran Cahokia Rice dapat menjadi model bagi pengembangan varietas fungsional lainnya di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Ia juga membuka peluang kerja sama riset dengan institusi dalam negeri untuk mengadaptasi teknologi ini di lahan-lahan lokal.

Selain itu, ia juga berpesan kepada mahasiswa UB dan seluruh generasi muda Indonesia untuk tidak pernah takut bermimpi besar.   “Kita tidak bisa memilih dilahirkan di mana, tapi kita bisa memilih bagaimana kita melangkah dan bertumbuh. Banyak yang mengira sukses hanya untuk mereka yang punya keistimewaan. Tapi saya percaya, sukses itu untuk siapa saja yang mau kerja keras, terus belajar, dan tidak mudah menyerah. Jangan takut gagal, karena gagal itu bagian dari proses tumbuh. Mentalitas seperti ini yang harus kalian bangun: tidak cengeng, tidak cepat puas, dan terus memperbaiki diri,” paparnya.

“Dunia itu luas. Gunakan masa kuliah bukan hanya untuk dapat IPK bagus, tapi juga untuk membangun karakter, memperluas jaringan, dan memahami bagaimana memberi manfaat untuk masyarakat. Ilmu itu akan lebih bermakna kalau bisa dirasakan orang lain. Dan kalian tidak harus menjadi orang lain untuk bersaing secara global cukup jadi diri sendiri, dengan versi terbaik kalian,” tegasnya.

Prof. Herry S. Utomo Ciptakan Beras Tinggi Protein Pertama di Dunia [Foto: prasetya.ub.ac.id]
[post-views]
Selaras