Jakarta, mu4.co.id – Presiden Prabowo Subianto mengubah regulasi yang membolehkan Warga Negara Asing (WNA) untuk memimpin Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Langkah ini diambil agar pengelolaan BUMN sesuai dengan standar internasional.
“Saya telah mengubah regulasi. Sekarang ekspatriat, non-Indonesia, bisa memimpin BUMN kita,” kata Prabowo di acara Forbes Global CEO Conference di Jakarta Selatan, Rabu (15/10).
Ia juga berencana memangkas jumlah BUMN menjadi sekitar 200 perusahaan saja, dari jumlah yang saat ini lebih 1.000 BUMN. Reformasi BUMN ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan hasil usaha yang masih rendah.
“Saya sudah memberikan arahan kepada pimpinan Danantara untuk merasionalisasi semuanya, memangkas dari 1.000 BUMN menjadi angka yang lebih rasional, mungkin 200, atau 230, 240, dan kemudian menjalankannya dengan standar internasional,” ucapnya dilansir dari tirto, Jum’at (17/10).
“Saya mengatakan kepada manajemen Danantara agar menjalankan BUMN dengan standar bisnis internasional. Anda bisa mencari otak terbaik, talenta terbaik,” tambahnya.
Baca juga: Glenny H. Kairupan, Sahabat Presiden Prabowo yang Ditunjuk Sebagai Dirut Baru Garuda. Ini Profilnya!
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga mengatakan perlunya pemimpin politik yang juga paham terkait ekonomi dan bisnis agar mampu membuat kebijakan yang rasional dengan berbasis data.
“Jadi saya kira, sekarang menjadi kewajiban bagi para pemimpin muda Indonesia yang ingin menjadi pemimpin politik untuk memahami bisnis dan ekonomi,” ujarnya.
Diketahui regulasi tersebut sudah mulai diterapkan. CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan bahwa sekarang ini ada dua WNA yang menjabat sebagai direktur di perusahaan maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
Mereka adalah mantan bos Green Africa Airways, Neil Raymond Mills, yang ditunjuk sebagai Direktur Transformasi Garuda Indonesia, dan petinggi Singapore Airlines, Balagopal Kunduvara, yang ditunjuk sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia.
“Kalau dilihat, di dalam tim itu memang ada pergantian dirut, tapi ada juga dua orang ekspatriat yang masuk di dalam manajemen. Di mana itu juga dengan latar belakang dari Singapore Airlines, dari Qantas, dan yang lainnya untuk posisi CFO dan juga sebagai Chief of Transformation Officer,” ucap Rosan dilansir dari kompas, Jum’at (17/10).
Baca juga: Prabowo Siap Kirimkan 20 Ribu Pasukan Perdamaian ke Gaza. Begini Pidatonya di PBB!
Rosan menjelaskan, WNA tersebut ditunjuk masuk jajaran direksi Garuda karena kondisi perusahaan yang tidak kunjung sehat, padahal sudah diberikan modal berkali-kali oleh negara.
Penetapan jajaran direksi Garuda diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 2025 digelar pada Rabu (15/10).
Dalam rapat tersebut menetapkan nama Mayjen TNI (Purn) Glenny Kairupan ditetapkan sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menggantikan Wamildan Tsani.
Selain itu ditetapkan juga Thomas Sugiarto Oentoro sebagai Wakil Direktur Utam, Balagopal Kunduvara sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Neil Raymond Mills sebagai Direktur Transformasi, serta Frans Dicky Tamara sebagai Komisaris.
Garuda Indonesia mengatakan, perubahan ini merupakan bagian dari langkah untuk memperkuat proses restrukrisasi dan penyehatan perusahaan.
(Tirto, kompas)












