Media Utama Terpercaya

12 November 2025, 22:21
Search

Prabowo Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional 2025 kepada 10 Tokoh Bangsa. Berikut Profilnya!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Profil 10 Pahlawan Nasional Tahun 2025
Profil 10 Pahlawan Nasional Tahun 2025 [Foto: Instagram @presidenrepublikindonesia]

Jakarta, mu4.co.id – Presiden Prabowo Subianto resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh tokoh bangsa di Istana Negara, dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, sebagai bentuk penghargaan atas perjuangan dan pengabdian mereka terhadap bangsa dan negara, Senin (10/11/2025).

Penganugerahan tersebut diberikan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 6 November 2025.

“Menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada mereka yang namanya tersebut dalam lampiran keputusan ini sebagai penghargaan dan penghormatan yang tinggi, atas jasa-jasanya yang luar biasa, untuk kepentingan mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa,” bunyi kutipan Keppres.

Proses penetapan nama-nama penerima gelar dilakukan melalui Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) setelah melewati tahapan seleksi berjenjang mulai dari tingkat daerah hingga Kementerian Sosial.

Mereka berasal dari berbagai latar belakang mulai dari ulama, pemimpin bangsa, hingga tokoh perempuan dan sultan pejuang, yang seluruhnya memiliki jasa besar bagi Indonesia.

Baca juga: 6 Tokoh Diberi Gelar Pahlawan Nasional pada Hari Pahlawan 2023, Siapa Saja?

Berikut ini profil lengkap 10 Pahlawan Nasional tahun 2025:

1. KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

Gus Dur lahir di Jombang pada 7 September 1940 dan wafat pada 30 Desember 2009 pada usia 69 tahun. Sebagai Presiden ke-4 Republik Indonesia, Gus Dur dikenal sebagai tokoh Islam moderat dan pluralis yang memperjuangkan demokrasi, kebebasan beragama, dan hak minoritas. Ia membawa NU kembali ke Khittah 1926 dan dikenang sebagai Bapak Pluralisme Indonesia.

[Foto: Wikipedia]

2. Jenderal Besar TNI H.M. Soeharto

Soeharto lahir di Kemusuk, Yogyakarta, 8 Juni 1921, dan wafat 27 Januari 2008 pada usia 86 tahun. Ia adalah Presiden ke-2 RI yang memimpin selama lebih dari tiga dekade. Dalam masa kepemimpinannya, ia membawa Indonesia menuju stabilitas politik dan kemajuan ekonomi, serta meluncurkan berbagai program pembangunan nasional. Karena jasanya, ia dijuluki Bapak Pembangunan Indonesia.

[Foto: Wikipedia]

3. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja

Mochtar Kusumaatmadja lahir di Jakarta pada 17 Februari 1929 dan wafat 6 Juni 2021 pada usia 92 tahun. Sebagai Menteri Luar Negeri (1978–1988), ia memperjuangkan pengakuan dunia terhadap konsep Wawasan Nusantara yang menegaskan kedaulatan Indonesia sebagai negara kepulauan. Dikenal sebagai Bapak Hukum Laut Indonesia, ia juga pelopor pemikiran hukum sebagai sarana pembangunan.

[Foto: Wikipedia]

4. Marsinah

Marsinah lahir di Nglundo, Nganjuk, 10 April 1969, dan wafat 8 Mei 1993 pada usia 24 tahun, merupakan buruh pabrik yang berani memperjuangkan hak-hak pekerja pada masa Orde Baru. Ia menjadi simbol perjuangan kaum buruh setelah tewas secara tragis saat memperjuangkan keadilan dan kenaikan upah bagi rekan-rekannya. Namanya kini dikenang sebagai ikon perjuangan perempuan pekerja Indonesia.

[Foto: Wikipedia]

5. Hajjah Rahmah El Yunusiyyah

Rahmah El Yunusiyyah lahir di Padang Panjang 26 Oktober 1900, wafat 26 Februari 1969 pada usia 68 tahun. Ia adalah pelopor pendidikan perempuan di Indonesia. Ia mendirikan Madrasah Diniyah Puteri pada 1923, sekolah Islam modern khusus perempuan pertama di tanah air. Gagasannya bahkan menginspirasi berdirinya fakultas perempuan di Universitas Al-Azhar, Mesir.

[Foto: Wikipedia]

6. Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo

Sarwo Edhie Wibowo lahir di Purworejo 25 Juli 1927 dan wafat 9 November 1989 pada usia 62 tahun, dikenal sebagai tokoh militer yang memimpin pasukan RPKAD dalam menumpas gerakan G30S/PKI pada 1965. Ia dikenal tegas, disiplin, dan berintegritas tinggi, serta berperan penting menjaga stabilitas nasional pasca peristiwa tersebut.

[Foto: Wikipedia]

7. Sultan Muhammad Salahuddin

Muhammad Salahuddin lahir di Bima 14 Juli 1888 dan wafat 11 Juli 1951 pada usia 63 tahun, adalah Sultan Bima ke-XIV yang dikenal religius dan visioner. Setelah Proklamasi 1945, ia menyatakan dukungan penuh terhadap Republik Indonesia dan mempersatukan rakyat Bima di masa awal kemerdekaan. Ia dikenang sebagai sultan nasionalis dan tokoh pemersatu rakyat Bima.

[Foto: Wikipedia]

8. Syaikhona Muhammad Kholil

Syaikhona Muhammad Kholil lahir di Bangkalan, Madura, 25 Mei 1835, wafat 23 April 1925 pada usia 90 tahun, merupakan ulama besar dan guru dari KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama. Dikenal sebagai Syaikh al-Jawiyyin, ia mendirikan pesantren yang melahirkan banyak ulama besar dan menjadi tokoh sentral penyebaran Islam di Nusantara.

[Foto: Wikipedia]

9. Tuan Rondahaim Saragih Garingging

Tuan Rondahaim Saragih Garingging lahir di Pematang Raya, Simalungun tahun 1828, dan wafat Juli 1891 pada usia 63 tahun, adalah raja dari Kerajaan Raya di Simalungun yang memimpin perlawanan gigih terhadap penjajahan Belanda. Ia dikenal karena taktik militernya yang cerdas, sehingga dijuluki “Napoleon Batak”, serta berhasil mempertahankan kedaulatan rakyatnya dari kolonialisme.

[Foto: Wikipedia]

10. Sultan Zainal Abidin Syah

Sultan Zainal Abidin Syah lahir di Soasio, Tidore, 5 Agustus 1912, dan wafat 4 Juli 1967 pada usia 54 tahun, merupakan Sultan Tidore terakhir sekaligus Gubernur pertama Irian Barat. Ia berjuang agar Irian Barat tetap menjadi bagian dari Indonesia dan berperan penting dalam memperkuat integrasi Papua ke dalam NKRI.

[Foto: Wikipedia]

Kesepuluh tokoh itu pun dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Tahun 2025 sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan pengabdian luar biasa mereka bagi bangsa dan negara. Dari ulama hingga sultan, dari aktivis buruh hingga presiden, mereka semua mencerminkan semangat pengorbanan dan cinta tanah air yang menjadi teladan bagi generasi Indonesia masa kini.

(cnbcindonesia.com, detik.com, tribunnews.com)

[post-views]
Selaras